Malang, SERU.co.id – Paguyuban Laundry Malang-Batu (LMB) gelar seminar akbar bertajuk ‘Laundrypreneur Tangguh: Siap Kompetisi, Siap Kolaborasi’. Acara ini menghadirkan dua narasumber ternama, Apik Primadya dan Ferry Pratondo, serta diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari para pemilik bisnis laundry dari berbagai daerah di Malang Raya hingga Madura, Banyuwangi dan Lumajang. Tak hanya para owner, seminar ini juga menarik minat mereka yang baru ingin memulai usaha laundry.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia seminar akbar, Fitri mengungkapkan, rasa syukurnya atas keberhasilan acara tersebut.
“Awalnya kami agak pesimis bisa menghadirkan narasumber hebat, tapi alhamdulillah, kami berhasil mendatangkan Bapak Apik sebagai pembicara utama. Terima kasih juga kepada para sponsor dan panitia yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah,” seru Fitri di Hotel Trio Indah 2, Sabtu (31/8/2024).

Fitri menekankan, pentingnya seminar ini sebagai wadah untuk menjalin silaturahmi, memperluas jaringan, dan menimba ilmu demi kesuksesan bisnis laundry peserta. Ia berharap semua peserta bisa menjadi laundrypreneur yang tangguh, kuat, hebat dan melesat.
Salah satu peserta, Efendi dari Efrin laundry di Madura, merasa sangat antusias bisa mengikuti seminar ini.
“Setiap hari saya menonton video Pak Apik, dan sekarang saya bisa langsung menimba ilmu dari beliau. Saya ingin meningkatkan usaha laundry saya di Madura,” ungkapnya.
Baca juga: King Laundry Beri Inovasi Bisnis ke Karyawan Masa Pra-Purna Bakti PT Beiersdorf Malang
Acara kemudian dilanjutkan pemaparan materi oleh Apik Primadya, CEO Apique Group. Dalam presentasinya, ia membagikan lima tangga bisnis yang harus dilalui oleh setiap laundrypreneur untuk mencapai kesuksesan. Kelima tangga tersebut meliputi:
- Starting: Langkah awal dalam memulai usaha.
- Profiting: Memaksimalkan keuntungan sejak dini.
- Systemizing: Penguatan SOP, visi dan misi perusahaan.
- Multiplying: Menduplikasi kesuksesan dengan membuka cabang dan memperbesar bisnis.
- Investing: Menginvestasikan keuntungan untuk melipatgandakannya di berbagai sektor.
Apik juga menekankan pentingnya memiliki mindset laundrypreneur yang tangguh, dimana tantangan dilihat sebagai peluang.
“Bisnis laundry tidak hanya mencuci baju, tapi juga ada membersihkan sofa, springbed, sepatu dan karpet. Targetkan omzet yang bisa menutup biaya operasional selama setahun dalam tiga bulan pertama,” ujarnya.
Dalam sesi tersebut, Apik memberikan berbagai strategi praktis, mulai dari promosi kreatif, seperti laundry gratis bayar pakai doa hingga keterampilan berjualan yang harus diasah tanpa rasa gengsi. Ia juga menggarisbawahi pentingnya melakukan analisis kompetitor dan merancang SOP yang solid agar bisnis bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
“Untuk analisis kompetitor, bisa melakukan analisis SWOT. Gampangnya cari laundry di radius 2-3 km di sekitar tempat yang akan dibuka. Pelajari keunggulannya, entah itu kecepatannya, packaging, atau bahkan pekerjanya yang cantik-cantik,” urainya.
Tak lupa, Apik memberikan tips memberikan nama yang mudah diingat oleh pelanggan. Menurutnya, keunggulan laundry yang harus ditonjolkan di banner atau posternya. Mengingat pelanggan yang lewat hanya punya waktu beberapa detik sebelum melewatinya.
Seminar ini ditutup dengan ajakan Apik kepada para peserta untuk tidak hanya fokus pada bagaimana cara menarik pelanggan baru. Namun juga bagaimana membuat mereka menjadi pelanggan tetap. Dengan demikian, para peserta diharapkan mampu mengembangkan bisnis laundry mereka hingga mencapai kesuksesan yang diimpikan. (afi/ono)