Angka Kemiskinan di Kabupaten Malang Tinggal 240,14 Ribu Jiwa

Angka Kemiskinan di Kabupaten Malang Tinggal 240,14 Ribu Jiwa
BPS Kabupaten Malang menyerahkan rilis angka kemiskinan ke Pemerintah Kabupaten Malang di Pendapa Kepanjen.(foto:ist)

Malang, SERU.co.id– Berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, angka kemiskinan di Kabupaten yang memiliki 33 kecamatan tersebut mengalami penurunan sejak empat tahun terakhir. Angka kemiskinan di Kabupaten Malang pada tahun 2021 pasca Pandemi Covid-19 mencapai 276,58 ribu jiwa, kini di tahun 2024 turun menjadi 240,14 Ribu Jiwa

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, Erni Fatma menerangkan, angka kemiskinan di tahun 2021 sebanyak 276,58 juta jiwa, tahun 2022 sebanyak 252,88 juta jiwa, tahun 2023 turun menjadi 251,36 juta jiwa dan tahun 2024 menjadi 240,14 juta jiwa.

Bacaan Lainnya

“Persentase penduduk miskin di Kabupaten Malang juga mengalami penurunan, dari 9,45 persen pada bulan Maret 2023 menjadi sebesar 8,98 persen pada bulan Maret 2024” seru Erni beberapa waktu lalu.

Erni menerangkan, garis kemiskinan di Kabupaten Malang pada bulan Maret 2024 sebesar Rp420.334,- per kapita per bulan. Kini bertambah sebesar Rp20.687, bila dibandingkan kondisi bulan Maret 2023 yang sebesar Rp399.647. Namun indeks kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Malang pada Maret 2024 sebesar 0,98, angka tersebut tidak berubah jika dibandingkan Maret 2023 lalu yaitu sebesar 0,98.

Baca juga: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten Malang, Berikut Arahan Gubernur Jatim

Sedangkan indeks keparahan kemiskinan (P2) Kabupaten Malang Maret 2024 sebesar 0,16, mengalami penurunan sebesar 0,01 poin dibandingkan Maret 2023 yaitu 0,17.

“Secara umum pada periode Maret 2009-Maret 2024, tingkat kemiskinan di Kabupaten Malang mengalami penurunan, perkecualian pada Maret 2020-Maret 2021. Kenaikan persentase penduduk miskin pada periode ini dipicu oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Malang,” ungkapnya.

Dirinya menuturkan, penurunan angka kemiskinan ini merupakan salah satu pencapaian yang positif meskipun jumlahnya masih di angka 240,14 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin semakin berkurang, kemungkinan penduduk miskin yang tersisa sebagian besar adalah mereka yang masuk dalam kategori kemiskinan kronis.

Pada kelompok inilah karakter 4L kemiskinan yang dinyatakan oleh berbagai literatur penelitian ilmiah semakin menguat, yaitu the Last, the Least, the Lowest and the Loss.

Dikatakan Erny, beberapa faktor pendukung menurunnya angka kemiskinan di Kabupaten Malang adalah situasi pasca pandemik Covid-19 di Kabupaten Malang sudah hilang. Kemudian geliat perekonomian yang sudah kembali berjalan walaupun belum 100 persen pulih utamanya konsen pemerintah Kabupaten Malang terhadap perkembangan ekonomi kreatif.

Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 0,87 persen point atau dari 6,57 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,70 pada Agustus 2023. Realisasi penyaluran Program Bantuan Sembako (BPNT) yang tepat waktu berdampak positif, pada turunnya tingkat kemiskinan, utamanya pada situasi pandemi covid 19.(wul/ono)

disclaimer

Pos terkait