PROBOLINGGO, SERU.co.id – Data pasien terkomfirmasi positif Covid-19 di Kota Probolinggo hingga Jumat (10/7) malam bertambah lagi 1 orang, sehingga menjadi 131 orang. Yang mana sehari sebelumnya (Kamis, 9/7) sebanyak 130 orang. Namun begitu, sebanyak sembilan pasien, pada hari dan waktu yang sama, Jumat (10/7) malam juga dinyatakan sembuh setelah dua hasil swab dinyatakan negatif. Dari sembilan pasien yang dinyatakan sembuh tersebut, delapan pasien adalah tenaga kesehatan (nakes).
“Setelah menjalani masa isolasi selama kurang lebih 14 hari, nakes yang merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala) ini akhirnya sembuh. Mereka adalah nakes RSUD dr Mohamad Saleh, yang berasal dari Kelurahan Sukabumi; Jrebeng Wetan; Mayangan dan Jrebeng Lor,” ujar Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Probolinggo dr Abraar HS Kuddah menjelaskan .
Sedangkan satu pasien sembuh lainnya, lanjut dr Abraar, adalah warga Kelurahan Sumber Taman yang dirawat di Surabaya. Kini, pasien konfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di Kota Probolinggo ada 70 orang. Dirawat di Surabaya ada 2 orang, dirawat di Situbondo 1 orang, meninggal 3 orang. Total pasien yang sembuh mencapai 55 orang. Jumlah keseluruhan pasien COVID 19 131 orang.
Menanggapi kesembuhan pasien tersebut, dr Abraar berharap nakes harus lebih berhati-hati dalam melakukan tugasnya.
”Untuk pasien jujurlah kepada nakes dan berikan keterangan sedetail mungkin atau selengkap mungkin,” ucap Abraar.
dr Abraar sampaikan, untuk masyarakat, yang akan berobat jangan sungkan kalau dilakukan skrining di RSUD. Ia menyadari kadang masyarakat yang akan dirawat inap menolak dan merasa terbebani dengan pembiayaan skrining yang saat ini belum dicover oleh BPJS.
Ia menegaskan, rawat inap bagi pasien di RSUD akan lebih diperketat, tujuannya bukan untuk mempersulit tapi saling menjaga antara pasien dan nakes. Pasien yang tidak ditemukan masalah saat skrining lalu terpapar di RSUD jelas akan akan membahayakan pasien dan nakes. “Ayo sama-sama saling menjaga, perawat jaga dirinya demikian juga pasien,” tutur dr Abraar.
Dijelaskan dr Abraar, kebijakan ini menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) di RSUD mengingat kejadian sebelumnya banyak nakes yang dirawat karena terpapar dari pasien.
Yang perlu digaris bawahi kata dr Abraar, tujuan skrining bukan menakut-nakuti. Tapi, untuk mengetahui kondisi dan menjaga nakes agar tidak terpapar. Edukasi ini yang harus diberikan kepada masyarakat. So far ini merupakan suatu resiko bagi nakes tapi harus saling menjaga agar nakes tidak tertular. Juga menjaga masyarakat agar tidak tertular dan menularkan, jelas Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh ini.
dr Abraar menambahkan, delapan nakes yang sudah dinyatakan sembuh bisa menjalankan tugasnya kembali. Mereka diperbolehkan masuk hari Senin (13/7). Kami sudah memastikan kondisi para nakes dengan peraturan yang lebih ketat.
“Kalau tidak betul-betul clean, sembuh, kami tidak berani mengembalikan di tim jaga mereka. Sebelumnya mereka sudah isolated sebaik-baiknya,” terang dr Abraar.
Ia berharap masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan, pergunakan masker, selalu cuci tangan dengan sabun, jaga physical distancing dan social distancing.
“Yang terpenting mari bersama-sama berupaya untuk memperkecil penyebaran mata rantai Covid-19, pungkas dr Abraar. (Hend)