Malang, SERU.co.id – Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kesesuaian hubungan antara manusia dengan aktivitasnya, termasuk di lingkungan tempat kerja. Dosen Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Sugiono, ST, MT, PhD menyebut adanya keterkaitan peran pendekatan ilmu ergonomi dalam mengurangi dampak terhadap covid -19 di transportasi massal.
“Tak hanya di lingkungan kerja, ilmu ergonomi juga perlu diterapkan dalam kesiapan transportasi publik menuju pola hidup baru. Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, dibutuhkan perhatian terhadap berbagai sarana publik, agar kegiatan masyarakat dapat berjalan dengan baik, meskipun dalam keadaan terbatas,” ungkap Sugiono.
Sugiono menyampaikan, inovasi sederhana bidang ergonomi untuk transportasi publik bisa dilaksanakan dalam banyak hal berkaitan dengan physical distancing, less contact dan kondisi kerja yang sehat. Contohnya peningkatan useability (kemudahan digunakan/ dipahami) pada semua fasilitas di stasiun, di bandara, terminal dan lainya akan mengurangi kontak antara penumpang dengan petugas.
Inovasi aplikasi sistem informasi untuk menggambarkan kondisi kepadatan penumpang di gerbong kereta MRT, agar antrian penumpang yang mau naik bisa diatur dengan jumlah yang sesuai. Contoh lainnya adalah desain sirkulasi udara yang baik dan mampu mengurangi penyebaran virus, sehingga resiko pandemi bisa dikurangi. “Semuanya itu membutuhkan kecermatan, kerjasama yang baik dan inovasi terus menerus,” tuturnya.
Sugiono melihat adanya relevansi yang kuat antara ilmu ergonomi dengan permasalahan pandemi saat ini, seperti beban mental work from home (WFH), pengaturan transportasi publik, desain kerja yang aman bagi tenaga kesehatan, dan lainnya. Salah satu kompetensi dasar dalam kajian ilmu ergonomi adalah bidang Epidemiologi yang berakselerasi dengan perkembangan teknologi dan sistem informasi.
“Sehingga Epidemiologi dalam kajian kesehatan individu dan kelompok dalam masyarakat luas menjadi aspek utama dalam mengatur aktifitas manusia,” jelas dosen jurusan Teknik Industri FT UB ini.
Lebih lanjut, dalam memberikan kontruksi solusi pada tatanan kehidupan baru dalam masa pandemi, maka pemahaman Ergonomi modern perlu diterapkan. Menurut Sugiono, dalam ergonomi modern harus memiliki 3 hal utama. “Pertama adalah, desain kerja dan tempat kerja harus sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan keterbatasan manusia, kedua adalah solusi yang diberikan harus berpijak pada permasalahan riil di lapangan, dan yang ketiga harus melibatkan muliti disiplin ilmu dalam memberikan solusi terbaik,” terangnya.
Selaras dengan arah ergonomi modern, Sugiono menyampaikan, untuk mereleasasikan solusi di masa pandemi, konsep “open innovation” dan “jobs to be done (JTBD)” harus menjadi pegangan bagi penyusun kebijakan. Konsep ini melihat inovasi sebagai kesempatan bersama untuk saling mengisi dan bekerjasama, serta konsep jobs to be done (JTBD) bahwa penyelesaian harus menyentuh pada sisi emotional seseorang, selain dari aspek functional (kemanfaatan) dan aspek social budaya. (rhd)