Membedah Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024

Talk show pemilu damai terkait Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024. (rhd) - Membedah Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024
Talk show pemilu damai terkait Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Membedah ‘Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024’ menjadi topik utama dalam Talk Show Pemilu Damai. Dihelat oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Memo X dan Orbit Organizer di Ruang Sidang Senat UMM, Kamis (1/2/2024).

Aktivis perempuan dan politisi senior, Ya’qud Ananda Gudban mengatakan, sebagai agent of change, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral ambil peran dalam Pemilu 2024. Dalam memilih capres dan cawapres, mahasiswa harus memiliki alasan mendasar dan pandangan yang luas serta kritis. Karena mahasiswa bukan kelompok ibu-ibu yang mudah dipengaruhi, sehingga sebagai kaum intelektual harus berpikir kritis dan berwawasan luas.

Bacaan Lainnya

“Jangan senang dengan gimmick-nya, namun lupa substansi programnya seperti apa. Sebagai mahasiswa harus memiliki literasi yang lebih luas, bukan terpengaruh kemasan medsos TikTok dan IG-nya bagus,” seru Nanda, sapaan akrabnya, sembari menyindir minimnya peran mahasiswa.

Baca juga: Sarasehan Sejarah IKIP Budi Utomo Bedah Pemikiran Presiden Soekarno

Tak hanya masyarakat, mahasiswa pun dituntut harus menjadi pemilih yang cerdas. Dalam memilih pemimpin, lanjut Nanda, mahasiswa harus lebih selektif memilih berdasarkan karakter, rekam jejak para calon presiden dan wakil presiden.

“Kebanyakan mahasiswa memang berasal dari luar kota maupun provinsi, sehingga wajar kecenderungannya pada pemilihan capres-cawapres. Bukan caleg di Malang Raya maupun Provinsi Jatim. Namun, sebagai intelektual muda, harus berpikir cerdas dengan literasi yang kuat, bukan literasi medsos yang menjadi trend anak muda,” tegasnya.

Meski Pemilu harus damai, tapi mahasiswa harus tetap kritis, bukan tak mau bersuara karena alasan menjaga perdamaian. Sebab perdamaian dapat diciptakan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di kemudian hari.

“Sebagai mahasiswa perluas literasi, coba saya tanya, kapan terakhir kali Anda membaca buku literatur, bukan tugas sekolah lho ya? Karena mahasiswa adalah calon pemimpin, yang bukan mudah dikuasai, tapi justru harus menguasai,” tandasnya.

disclaimer

Pos terkait