Kampung Tangguh ala VBT, Bagikan Sembako Tiap Minggu, Kampanyekan Belanja di Warung Tetangga

Perwakilan Tim Satgas Covid-19, Pengurus RT/RW, Kadin, kelurahan, pedagang dan warga, usai merumuskan konsep Pasar Online VBT dan Belanja di Warung Tetangga. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak Covid-19, tim Satgas Covid-19 Perumahan Vila Bukit Tidar (VBT) beserta warga VBT berkreasi dan bergotong royong menggulirkan beragam program. Belum usai program bantuan sembako dan voucher belanja seminggu sekali, kali ini tim mengkampanyekan program Belanja di Warung Tetangga. Lebih dari sekedar penerapan protokol kesehatan Covid-19.

“Seiring kondisi perekonomian yang mulai membaik paska PSBB, kami ingin mengangkat perekonomian pelaku usaha di kawasan VBT kembali normal dan lebih baik. Sebenarnya grup WA Pasar Online VBT kami buat 2 minggu lalu, baru seminggu ini hampir 100 pedagang kami masukkan dan dipersilahkan menawarkan dagangannya. Uniknya, sebagian warga dari RT lain baru tahu kalau jenis barang yang selama ini dicari ternyata ada di VBT,” ungkap Akhmad Muwafik Saleh, SSos, MSi, Ketua Satgas Covid VBT, kepada SERU.co.id.

Bacaan Lainnya

Menurut Muwafik, program Belanja di Warung Tetangga ini tercetus dan dilaksanakan dari warga untuk warga. Ide awalnya dari pembagian sembako dan voucher belanja yang diberikan tim Satgas tiap minggu, agar warga terdampak dapat belanja ke toko kelontong bertanda khusus di VBT. “Ternyata banyak pedagang selain sembako, meminta tim agar diberikan kesempatan menerima pembelanjaan voucher. Kemudian kami tampung. Untuk mempermudah, kami memfasilitasi layanan kurir agar warga tidak perlu keluar rumah sesuai physical distancing. Kurir dari warga ini juga melayani pengiriman barang dan antar jemput warga ke luar wilayah VBT,” imbuh Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FISIP UB ini.

Pengasuh pesantren mahasiswa Tanwir Al-Afkar ini menjelaskan, rangkaian program yang diusung tim Satgas VBT ini, merupakan program Kampung Tangguh sesungguhnya yang berbeda dari Kampung Tangguh pada umumnya. “InsyaAllah hanya disini yang membagikan sembako dan voucher belanja tiap minggu kepada 120 KK terdampak, seperti korban PHK, karyawan wisata/hotel, UMKM dan lainnya. Masih berjalan 2 bulan dari target 4 bulan, sejak Sabtu (11/4/2020). Kemudian dilanjutkan program Belanja di Warung Tetangga ini. Semua berkat gotong royong warga yang disalurkan melalui tim Satgas dan pengurus RT/RW,” tutur Muwafik.

Grup WA Pasar Online VBT, yang menerapkan konsep Belanja di Warung Tetangga. (rhd)

Rencananya, para pedagang di grup WA Pasar Online VBT akan bertransformasi ke aplikasi start-up yang difasilitasi oleh Kadin Kota Malang. “Sebelum beralih ke aplikasi, komunitas pedagang ini akan dibekali beragam ilmu seperti packaging, marketing, dan lainnya oleh pakar UMKM, pelaku usaha kenamaan, dan lainnya. Harapannya, selain jaringan lingkungan VBT, komunitas ini juga dapat mengembangkan usaha di sekitar atau di luar VBT,” tandas Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB ini.

Sementara itu, Ketua Kadin Kota Malang, Heru Pamungkas mengatakan, apa yang yang dilakukan tim Satgas VBT memiliki semangat yang sama dengan Kadin untuk memberdayakan UMKM. Dengan kolaborasi dan semangat gotong royong akan lebih mudah dijalankan. “Sekarang jamannya era digital 4.0. Saat diberlakukan social/physical distancing, digital marketing harus diterapkan. Karena tidak semua rekan-rekan UMKM VBT paham digital marketing, sehingga perlu edukasi, transfer pengetahuan dan praktek pembelajaran,” ungkap Heru Pamungkas.

Mantan GM Ramayana Alun-alun ini, menambahkan, perubahan mindset dan keterbukaan mau menerima ilmu untuk berkembang akan mengubah kebiasaan menjadi lebih maju. “Kalau mereka sadar bahwa digital marketing ini efeknya besar, dan merasakan hasilnya, maka mereka akan tumbuh semangat baru. Jangan membebani mereka dengan biaya dan sebagainya, terlebih kondisinya seperti ini. Mereka cukup menyampaikan produknya seperti apa, baru kita bikinkan aplikasi yang memudahkan orang untuk belanja,” tukas Heru.

Perwakilan para pedagang VBT. (rhd)

Beberapa pedagang mengaku, saat pandemi Covid-19, omzet penjualan langsung drop hingga 80 persen. Bahkan beberapa diantaranya mengaku banting setir usaha. Namun setelah bergabung dalam WA Pasar Online VBT, beberapa pedagang merasakan omzetnya mulai bertumbuh perlahan dan signifikan. Seperti yang dialami pedagang Onde-onde Dapur Narisha, Danar Virdaus (37), pedagang pangsit Hardian (40 th) dan Agustina (53 th), dan Kuswadi Rawit, pedagang sembako, serta pedagang lainnya.

“Alhamdulillah, setelah bergabung hampir seminggu. Dari biasanya saat corona hanya terjual 20-25 biji. 3 hari ini bisa 50-100 biji. Bahkan Jumat (5/6/2020) ini ada pesanan 200 lebih. Sempat kewalahan, tapi bisa menutupi kebutuhan sebelumnya. Sebagian besar dari getok tular warga sini, yang pesan ada warga VBT dan luar VBT,” testimoni Danar Virdaus, mewakili pedagang VBT lainnya.

Prosentase jenis barang dan jasa pedagang VBT. (rhd)

“Alhamdulillah, saya bersyukur memiliki warga yang bisa bergotong royong dan saling peduli. Program-program ini sukses karena semangat warga yang memiliki kepedulian untuk membangkitkan warga yang terpuruk akibat covid-19. Awalnya beberapa orang yang ikut, seiring berjalannya waktu banyak yang ikut. Semua butuh proses, dan alhamdulilah semakin lebih baik,” ucap syukur Ketua RW 11 VBT, Yudi Purwanto.

Apresiasi pun dilayangkan perwakilan Kelurahan Merjosari, yang mengaku bangga, karena baru kali ini melihat antusias dan ide-ide kreatif dari warga VBT. “Nanti akan kami sampaikan ke pak lurah, mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik dan bisa ditularkan ke RW lainnya, bahkan kalau bisa sampai ke Kota Malang. Kampung Tangguh VBT ini bisa dijadikan rujukan sebagai kampung tangguh sesungguhnya,” puji Suparta D, Sekretaris Kelurahan Merjosari. (rhd)

disclaimer

Pos terkait