Kota Malang Catatkan Inflasi 0,27% Pada Mei 2020

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Jika pada bulan Maret-April 2020, Kota Malang mengalami deflasi. Kini pada periode Mei 2020 Kota Malang, berdasarkan rilis Inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang,  tercatat mengalami inflasi sebesar 0,27% (mtm), 0,43% (ytd), dan 0,79% (yoy).

Secara tahun kalender (ytd) maupun tahunan (yoy), realisasi inflasi Kota Malang lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur (0,86% ytd dan 1,83% yoy) dan Nasional (0,90% ytd dan 2,19% yoy). Selain itu inflasi Mei 2020 juga masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Mei 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 0,37% (mtm).

“Komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi di Kota Malang antara lain tarif angkutan udara, daging ayam ras, dan bawang merah dengan andil masing-masing sebesar 0,34%, 0,15%, dan 0,03%,” ungkap Azka Subhan, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, dalam keterangan resminya kepada SERU.co.id.

Menurut Azka, tarif angkutan udara memberikan andil yang cukup signifikan terhadap inflasi Kota Malang. Kembali beroperasinya beberapa maskapai dalam masa pandemi Covid-19, serta kebijakan pengecualian izin penumpang pesawat untuk pihak-pihak tertentu, dengan mengacu pada Surat Edaran nomor 5 tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, menjadi pendorong inflasi tarif angkutan udara.

Hal ini dikonfirmasi oleh pengelola Bandara Abdulrachman Saleh Malang, dimana selama periode Mei 2020 tercatat adanya pergerakan pesawat sebanyak 2 kali lepas landas dan 2 kali pendaratan, dengan total penumpang datang dan berangkat sebanyak 85 orang, mengikuti kebijakan pembatasan kapasitas angkutan udara sebesar 50% dari total kursi yang tersedia.

“Peningkatan harga daging ayam ras lebih disebabkan karena faktor seasonal seiring dengan tingginya permintaan selama bulan puasa dan Idul Fitri. Bawang merah juga memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang akibat stok bawang merah yang mulai berkurang karena panen bawang merah telah selesai,” imbuh Azka.

Salah satu klaster pangan KPw BI Malang menyatakan, lanjut Azka, panen bawang merah dengan jenis biru lancor diperkirakan akan dimulai pada Juni 2020. Namun demikian, inflasi Kota Malang periode Mei 2020 cukup tertahan oleh harga komoditas pangan yang masih relatif terjaga, seperti penurunan harga pada komoditas telur ayam ras dengan andil -0,07%, serta cabai rawit dan bawang putih dengan andil masing-masing sebesar -0,04%.

“Diperkirakan tekanan inflasi pada bulan Juni 2020 sedikit mereda, dibandingkan saat ini seiring dengan telah berakhirnya momen bulan puasa dan Idul Fitri,” seru Azka.

Dengan tetap mempertimbangkan potensi risiko kedepan, serta kontribusi positif kebijakan pemerintah pusat dan daerah, maupun koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah dengan Bank Indonesia, KPw BI Malang tetap optimis realisasi inflasi Kota Malang akan berada pada rentang 3,0+1% sesuai target inflasi 2020. (rhd)

Pos terkait