Siswa SMAN 1 Situbondo Protes Penebangan Pohon di Lingkungan Sekolah, Anggota DPRD Turun Tangan

Anggota DPRD Situbondo Saat bebincang bersama Kepala Sekolah SMASA dan Ketua Komite. (Seru.co.id/aza) - Siswa SMAN 1 Situbondo Protes Penebangan Pohon di Lingkungan Sekolah, Anggota DPRD Turun Tangan
Anggota DPRD Situbondo Saat bebincang bersama Kepala Sekolah SMASA dan Ketua Komite. (Seru.co.id/aza)

Situbondo, SERU.co.id – Penebangan pohon di Lingkungan SMA Negeri 1 (SMASA) Situbondo menjadi polemik. Sebab mendapat protes dari para siswa.

Aksi protes tersebut dilakukan dengan poster-poster bertuliskan kritikan yang ditempel di jendela kelas, bahkan beberapa siswa ada yang menggunakan payung saat keluar kelas. Mereka menilai penebangan pohon itu berdampak terhadap lingkungan di sekolah menjadi panas.

Bacaan Lainnya

Aksi protes para siswa ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satunya, Anggota DPRD Situbondo, Janur Sasra Ananda. Legislator Fraksi Demokrat ini pun langsung mengunjungi SMASA Situbondo, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Pelebaran Zona III Kayutangan Heritage, Pohon-Pohon Mulai Ditebang

Dalam kunjungannya, Janur ditemani Kepala SMA Negeri 1 Situbondo, Marta Mila Sughesti yang langsung melihat pohon-pohon yang ditebang. Selain itu, pihaknya juga melihat beberapa berkas administrasi yang menjadi pedoman penebangan pohon.

Anggota Komisi III DPRD, Janur Sasra menyampaikan, penebangan pohon di Lingkungan SMASA Situbondo sudah mendapat pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Situbondo.

“Bahkan sudah ada pelibatan paguyuban dan wali murid, itu ada daftar hadirnya. Namun yang disayangkan di sini adalah pola komunikasi kurang bisa dibangun oleh kepala sekolah kepada para siswa,” seru Janur Sasra kepada sejumlah wartawan.

Oleh karena itu, Janur meminta kepada Kepala SMA Negeri 1 Situbondo untuk berkomunikasi dengan para siswa yang memprotes penebangan pohon tersebut. Sehingga polemik ini tidak berkepanjangan.

“Protes ini sebagai bentuk kebebasan berekspresi, itu yang harus diapresiasi. Sehingga saya minta tidak ada intimidasi maupun diskriminasi kepada mereka. Kalau perlu kepala sekolah ini datangi mereka, ajak komunikasi, rangkul mereka,” terangnya.

Baca juga: Panas, Imbas Pohon Kayutangan Ditebang Ganti Puluhan Tabebuya

Menurut Janur, pihak sekolah juga harus secepatnya mencari solusi dari penebangan pohon yang telah dilakukan. Yakni dengan melakukan penanaman pohon dalam jumlah banyak.

“Karena saya lihat tadi lumayan banyak pohon yang ditebang. Kita juga punya regulasi menyiapkan 20 persen dari ruang publik sebagai ruang terbuka hijau. Ini harus segera dilakukan,” terangnya.

Di sisi lain, Ketua Komite SMA Negeri 1 Situbondo, Ari Kurniawan mengaku, permasalahan penebangan pohon tersebut sudah dirapatkan dengan paguyuban dan anggota komite sekolah, meskipun tidak semua hadir namun sudah dinyatakan kuorum.

“Dari rapat itu kami menerbitkan surat. Isi suratnya himbauan agar pihak sekolah melakukan pemetaan pohon-pohon mana yang perlu disesuaikan,” ujar Ari.

Lebih lanjut Ari menjelaskan, pada bulan Oktober 2023 ada potensi hujan lebat yang disertai dengan angin kencang. Sehingga ada potensi pohon tumbang di Lingkungan SMASA Situbondo.

“Ibaratkan ini yang dipilih pohon atau nyawa. Dan ini terbukti kemarin tanggal 22 dan 26 ada pohon roboh, kebetulan hari itu siswa gak ada. Kemudian pihak sekolah dengan didampingi oleh DLH melakukan penyesuaian pohon-pohon yang ada di sekolah. Ada pohon yang ditebang sampai bawah dan itu sudah sesuai dengan petunjuk atau arahan dari DLH Situbondo,” tutupnya.

Baca juga: Giliran Pelanggar Lalin di Batu Dapat Janur Kuning dari Polantas

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Situbondo, Marta Mila Sughesti menyampaikan, penebangan pohon tersebut dilakukan dengan pertimbangan faktor keselamatan siswa. Mengingat pohon yang ditebang terbilang tinggi besar, sehingga membahayakan keselamatan para siswa.

“Kapan hari saya membawa siswa ke UGD karena dia jatuh di lapangan basket karena ada akar pohon di sana. Kemudian ada himbauan dari Cabdin, wali murid dan paguyuban yang menyampaikan kepada kami, bu kalau ibu tidak memperhatikan ini (pohon tinggi besar yang rawan tumbang -red) ibu bisa kena pasal kelalaian jika terjadi sesuatu pada siswa,” ungkapnya.

Dengan masukan itu, lanjut Marta, pihaknya mengundang komite sekolah, paguyuban untuk mencari solusi tersebut.

“Kemudian kami meminta pendampingan DLH untuk melakukan survei di lapangan, mana pohon yang membahayakan mana yang tidak. Dan di situ ditandai mana yang boleh ditebang, salah satunya pohon trembesi yang sudah besar. Kemudian ada juga pohon mangga di depan kelas XII itu, dan sudah ada di atas genteng,” pangkasnya.

Sebelumnya, ramai di media sosial para siswa SMASA Situbondo demo di dalam area sekolah. Mereka memprotes kebijakan pihak sekolah yang menebang sejumlah pohon, sehingga suasana sekolah menjadi panas dan gersang. Kondisi itu berdampak pada suasana belajar mengajar menjadi tidak nyaman lagi.(aza/mzm)

disclaimer

Pos terkait