DLH Kota Malang Tingkatkan Pendapatan Melalui Produk Pengelolaan Persampahan

Kepala DLH Noer Rahman Wijaya di temui saat wawancara di Balai Kota Malang. (ws9) - DLH Kota Malang Tingkatkan Pendapatan Melalui Produk Pengelolaan Persampahan
Kepala DLH Noer Rahman Wijaya di temui saat wawancara di Balai Kota Malang. (ws9)

Malang, SERU.co.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Melalui Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Tingkatkan pendapatan Kota Malang, dengan produk pengelolaan persampahan untuk membantu perekonomian masyarakat.

Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya ST MM mengungkapkan, DLH Kota Malang melalui pengolahan persampahan, membuat produk yang bermanfaat bagi pendapatan Kota Malang. Dengan PDRD yang telah dibuat dan akan diberlakukan per tanggal 1 Januari 2024.

Bacaan Lainnya

“Melalui PDRD yang sudah kita buat, artinya ini menjadi pendapatan lain, khusus Pemerintah Kota (Pemkot) Malang khusus dari olahan persampahan. Inshaallah, per 1 Januari 2024 ini, Perda nya sudah kita berlakukan setelah memenuhi proses administrasi, kita selaraskan,” seru Rahman.

Baca juga: Menteri PUPR Apresiasi TPA Supit Urang, Wali Kota Malang Rencanakan Ini

Rahman mengatakan, Pemkot Malang tidak harus terus menerus membuat Surat Tanda Setoran (STS), ketika terdapat pendapatan di luar.

“Kan ngga cukup kita buat STS terus dibayarkan ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), ada prosedurnya juga, sebagaimana dari dinas pengampu DLH, agar nantinya bisa dijual,” kata Rahman.

Selanjutnya, Rahman menyampaikan, secara legal formal belum diatur. Sehingga, hal tersebut dimanfaatkan, karena sebelumnya pun juga tidak ada peraturan yang mengatur penjualan produk pengelolaan.

“Ya untungnya, di tahun-tahun sebelumnya masih belum di atur, secara legal formal untuk bisa dijual. Sehingga bisa di manfaatkan,” ujar Rahman.

Rahman mengungkapkan, produk yang diolah DLH berkoordinasi dan bekerja sama dengan para pelaku usaha. Seperti, pengelolaan sortir dan komposting persampahan.

“Di 2023 hampir semua kelurahan kita bagi, dari hampir semua pelaku usaha. Seperti, hotel-hotel semua minta bantuan untuk pengelolaan di DLH dan sifatnya free,” ungkap Rahman.

Disampaikan Rahman, produk olahan persampahan sangat bermanfaat bagi masyarakat, sebelumnya terdapat gas metan. Kini beralih pada pupuk kompos dari olahan sampah, dengan alokasi penjualan di bawah pasaran, cukup ekonomis untuk membantu petani.

“Sebelumnya ada gas metan tapi meletus sekarang, gas metan itu luar biasa manfaatnya khusus masyarakat sekitar. Dan tentunya kompos, dibawah harga pasar, tapi sistem penjualannya yang masih kita atur, nantinya harga di bawah pasaran kisaran seribu sekian per kg,” ujar Rahman tersenyum.

Rahman memberi bocoran, pengelolaan kompos per hari mencapai kisaran 30 ton per hari. Melalui proses sortir dan komposting di TPA dan Sanitary Landfill.

“Kompos itu sampai 2.000 ton saat ini, dengan rata-rata 30 ton tiap hari. Dari 24,6 persen sudah terolah, melalui sorting dan komposting yang ada di TPA, sebelum masuk ke Sanitarian landfill,” ungkap Rahman.

Baca juga: DLH Kota Malang Kembali Prioritaskan Pengelolaan Gas Metan di TPA Supit

Rahman menambahkan, terdapat spesifikasi pemilihan kompos berdasarkan peruntukannya masing-masing.

“Saya dapat bocoran, kompos tersebut sudah kita lab, dan hasilnya luar biasa bisa digunakan secara aspek apapun, serta potensi pendapatan pun cukup besar hingga ratusan juta,” imbuh Rahman.

Terakhir, Rahman berharap, agar produk persampahan tersebut dapat bermanfaat membantu masyarakat. Serta, kedepannya berkesinambungan dan masyarakat turut mendorong produksi olahan persampahan DLH. (ws9/mzm)

disclaimer

Pos terkait