Revitalisasi Pasar dan Kemacetan Kota Malang, Kadiskopindag: Perlu Kajian Bersama

Aktivitas bongkar muat dan parkir penyebab kemacetan di Pasar Gadang. (ist) - Revitalisasi Pasar dan Kemacetan Kota Malang, Kadiskopindag: Perlu Kajian Bersama
Aktivitas bongkar muat dan parkir penyebab kemacetan di Pasar Gadang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Permasalahan pasar dan kemacetan laiknya sisi koin uang yang tak bisa dipisahkan. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya revitalisasi pasar tradisional. Meski dinilai mampu mengubah tampilan dan manajemen pasar tradisional, namun masih ada kemacetan yang disebabkan oleh bongkar muat barang.

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, revitalisasi pasar bertujuan mengikuti perkembangan zaman. Dimana seharusnya pasar harus bagus secara penampilan dan manajemennya.

Bacaan Lainnya

“Adanya revitalisasi, membuktikan negara dan pemerintah tidak pernah melarang masyarakatnya berusaha mencari penghidupan atau mata pencaharian,” seru Eko Sya, sapaan akrabnya.

Baca juga: Lembah Indah Malang, Surga di Gunung Kawi?

Eko menuturkan, revitalisasi pasar tradisional hanya dikhususkan untuk pedagang resmi atau pedagang dengan izin berjualan. Sementara PKL di pinggir jalan masih dalam tahap penertiban dan penataan.

“Semoga ke depan, kami punya konsep yang saling menguntungkan. Baik untuk PKL maupun masyarakat pengguna jalan di Kota Malang,” terangnya.

Sementara upaya penertiban PKL dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas. Pasalnya, banyak masyarakat mengeluh, khususnya para orang tua saat mengantar anak sekolah dan pekerja. Seperti di Pasar Gadang dan Pasar Kebalen.

“Banyaknya PKL membuat kemacetan dan memperlambat waktu di jalan. Nantinya Diskopindag akan mengambil sikap untuk melakukan penertiban. Kita akan tata dan bina,” ungkap Eko.

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. (rhd) - Revitalisasi Pasar dan Kemacetan Kota Malang, Kadiskopindag: Perlu Kajian Bersama
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. (rhd)

Disebutkannya, sempat muncul usulan/wacana semacam pusat perdagangan di wilayah perbatasan Kota Malang dan Kabupaten Malang. Tentunya hal ini memerlukan beberapa kajian untuk menentukan wilayah mana yang akan dijadikan pusat perdagangan dimaksud.

“Kalau di tengah kota kan sudah ada, barat sudah ada, kemungkinan Malang timur. Ada korelasinya dengan kemacetan di kawasan Pasar Gadang, sehingga perlu solusinya,” ucap Eko.

Baca juga: Jelang Muktatar NU, PCNU Lamongan Gelar Kirab Koin

Selain mengurai kemacetan yang diakibatkan bongkar muat oleh truk besar di kawasan tersebut. Maka ketika arus kendaraan besar dialihkan di kawasan pinggiran kota, kemacetan di tengah kota oleh truk besar akan berkurang.

“Disisi lain, perekonomian di kawasan Malang timur akan bangkit dan lebih maju. Terlebih akses tol lebih dekat. Namun sekali lagi itu perlu kajian bersama,” tandasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait