:
Malang, SERU.co.id – Masa adaptatif atau transisi menuju new normal akan jadi ujian dan ukuran kesiapan warga Kota Malang dalam menjalankan tata kehidupan baru di tengah tengah Covid-19.
“Jadi, saya tegaskan ini bukan melonggarkan. Ini justru makin diperketat berkaitan dengan protokol Covid-19. Yang jadi hope, atau harapan kita bersama adalah kita mulai berproses untuk kembali memutar roda ekonomi dan aktifitas sehari-hari secara normal,” ungkap Walikota Malang, Sutiaji.
Agar harapan itu menjadi kenyataan yang baik dan produktif, lanjut Sutiaji, sangat ditentukan kedisiplinan kita semua. Disiplin menggunakan masker, disiplin untuk mengambil jarak dalam beraktifitas, disiplin mencuci tangan dengan sabun, disiplin beraktifitas olah raga dan berjemur sesaat di pagi hari dan setiap tempat usaha, tempat kerja, bisnis dan perdagangan melengkapi dengan standar protokol covid.
“Maka masa adaptatif selama 7 (tujuh) hari yang diberikan Pemprov Jatim akan jadi raport penilaian. Apabila tetap saja banyak yang acuh, bersikap mengabaikan dan tidak mau tahu, yang sederhana seperti tidak menggunakan masker, maka bisa saja semua itu (new normal) dibatalkan. Yang akhirnya kembali kita tidak bisa leluasa beraktifitas, karena pasti akan diberlakukan lagi pengetatan,” tegas Sutiaji.
Menurutnya, inilah saatnya menunjukkan antara keinginan dengan komitmen kedisiplinan dapat bergerak seiringan. “Karena selama ini kami terus mendengarkan keluh kesah warga karena tidak dapat berusaha, pendapatan yang terus menurun, serta lainnya karena tidak dapat beraktifitas,” imbuh pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.
Maka pemerintah mendengar itu, dengan mencarikan solusi dengan tetap berupaya secara maksimal agar perebakan Covid-19 dapat diredam dan diputus. “Maka kembali saya tekankan, jika kita ingin dapat beraktifitas normal, maka ayo kita imbangi dengan kepatuhan dan kedisiplinan melaksanakan aturan-aturan berkaitan dengan Covid-19,” seru Sutiaji.
Ditambahkannya, aspek monitoring dan operasi penindakan di lapangan juga akan tetap dilakukan, karena itu juga akan jadi tolok ukur sampai sejauhmana kesadaran masyarakat telah terbangun baik dan jadi habbit atau kebiasaan sehari-hari. (rhd)