Setelah Dicabuli, Seorang Santri Tak Mau Sekolah, Bahkan Mencoba Bunuh Diri

Setelah Dicabuli, seorang Santri Tak Mau Sekolah, Bahkan Mencoba Bunuh Diri
Kuasa hukum korban, Mochamad Tarmizi .(foto: ist)

Malang, SERU.co.id – Trauma mendapatkan tindakan pencabulan oleh ustad sekaligus pengasuhnya di salah pondok pesantren di Kecamatan Gondanglegi, WD (18), tak mau kembali sekolah maupun mondok. Bahkan saking takutnya, mendorong korban untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Kuasa hukum korban, Mochamad Tarmizi membeberkan, karena trauma yang dialami korban, membuat remaja tersebut tidak mau lagi mengenyam bangku pendidikan.

Bacaan Lainnya

“Untuk kondisi korban sempet diduga mau bunuh diri karena traumatik, karena dalam penanganann 6 bulan ini tanpa didampingi pengacara. (Belum lulus sekolah) Sekarang sudah keluar dan tidak mau mondok, trauma pondok dan sekolah,” seru Tarmizi, Kamis (21/12/2023) usai melapor ke Polres Malang.

Baca juga: Perundungan di Ponpes, Orang Tua Korban Memaafkan, Namun Minta Proses Hukum Berlanjut

Tarmizi menceritakan, terduga pelaku telah melakukan perbuatan keji tersebut sejak akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023. Dalam menjalankan aksinya, pengajar di tempat pendidikan agama itu mengelabuhi korban dengan amalan-amalan yang menyimpang dari norma agama.

“Ada amalan khusus yang itu menyimpang dari agama untuk mengelabuhi saksi dengan tipu muslihat. Dan santri pun tawadhu dan terjadilah pencabulan itu dan berulang ulang kali,” tuturnya.

Dikatakan oleh Tarmizi, berdasarkan informasi yang dirinya dapat perbuatan pencabulan tersebut sudah dilakukan terduga pelaku kurang lebih mencapai 10 kali.

Baca juga: Perundungan di Ponpes Kembali Terjadi, GP Dihajar Rekannya hingga Harus Operasi

“Bentuknya kuranglebih diraba-raba ini terlalu vulgar tapi tidak sampai persetubuhan ya,” kata Tarmizi.

Tarmizi menduga, masih ada santri lainnya yang bernasib sama dengan WD. Dan rencananya UPPA (Unit Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskirm Polres Malang bakal melakukan gelar perkara atas kasus tersebut.

“Kemungkinan ada korban lagi bisa lebih dari satu,” paparnya. (wul/ono)

 

Pos terkait