Batu, SERU.co.id – Pengalaman hobi melukis sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, Fatkhul Muin, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, kini lebih dikenal sebagai pembatik. Ditambah lagi dengan hobi memelihara ikan Koi, ia pun lebih banyak menciptakan batik tulis tiga dimensi bermotif ikan Koi sebagai inspirasinya.
Owner Batik Koi, Fatkhul Muin mengatakan, ia banyak menghasilkan produk batik dengan motif hewan, bunga, dan motif lain sesusi pesanan. Namun, batik dengan motif ikan koi tiga dimensi ini menjadi lebih memiliki daya tarik. Pasalnya, hasil karyanya yang memberikan kesan seolah-olah berada di dalam air.
“Inspirasi ini berasal dari kegemaran saya dalam memelihara ikan koi,” serunya.
Baca juga: Ikan Koi, Pembawa Keberuntungan UMM Cetak SDM Unggul
Fatkhul mengakui masih relatif baru dalam dunia batik. Meskipun baru sekitar dua tahun, namun ia berusaha membuat motif-motif yang unik namun tetap dapat dipahami dengan mudah oleh konsumen. Ketika seseorang melihat hasil karyanya, maka mereka langsung dapat memahami bentuk motif tersebut. Sebagai contoh, motif ikan koi yang ia buat, telah menjadi ciri khas dari Batik Tulis miliknya.
“Dalam menciptakan motif batik, saya lebih fokus pada realisme. Kami menciptakan motif yang unik,” sebutnya.
Menurut Fatkhul, di antara berbagai motif batik yang ia hasilkan, motif ikan koi menjadi favorit. Sehingga motif ikan Koi menjadi motif yang paling diminati calon pembeli. Sehingga, ketika seseorang melihat batik dengan motif ikan koi, mereka dapat dengan mudah menebak, bahwa itu adalah karya Batik Tulis buatan Fatkhul Muin.
“Saya berusaha menggambarkan apa yang saya cintai sebelumnya melalui motif batik, sehingga saya bisa merasakan kedalaman cinta terhadap batik,” jelasnya.
Baca juga: Melihat Budidaya Ikan Koi Ala Warga Kelurahan Jrebeng Kidul
Saat ditanya tentang harga, pria berambut agak cepak ini mengaku semuanya tergantung proses pembuatan. Apabila rumit dan memakan waktu lama, maka harga batik tersebut bisa berharga lebih tinggi dibandingkan dengan batik bermotif yang lebih sederhana. Tidak disangka. Fathul mampu menembus pasar luar negeri, hingga ke Amerika Serikat.
“Kalau untuk pemasarannya sampai ke Amerika Serikat, namun kalau untuk di Indonesia sendiri sudah ke Bali, Sulawesi, dan Sumatra,” ungkapnya.
Ditanya tentang bagaimana cara pemasaran produk-produk batik karyanya, Fathkul mengaku masih mengandalkan dari mulut ke mulut melalui teman dan media sosial. Ia pun mengaku dibantu oleh Dinas Pariwisata setempat melalui ajang pameran, fashion show serta event kriya lainnya. (dik/mzm)