Pj Wali Kota Batu Pimpin Pembersihan Lumpur Dusun Beru Sampai Malam

Pj Wali Kota Batu Pimpin Pembersihan Lumpur Dusun Beru Sampai Malam
Alat berat membantu warga memindahkan material lumpur yang terbawa banjir. (foto:ist)

Batu, SERU.co.id – Dusun Beru Desa Bumiaji Kota Batu menjadi wilayah terdampak yang cukup parah akibat meluapnya Kali Paron. Sejumlah rumah warga tergenang air. Hingga Jumat (8/12/2023) malam, Pj Wali Kota Batu, Dr Aries Agung Paewai SSTP MM bersama Tim Gabungan dari PUPR, BPBD, DAMKAR, TNI dan POLRI serta masyarakat melakukan pembersihan dan normalisasi sungai.

“Terima kasih kepada Tim Gabungan dari PUPR, BPBD, DAMKAR, TNI dan POLRI serta masyarakat yang bergotong-royong membantu membersihkan dampak banjir lumpur di Dusun Mberu. Kita akan lanjutkan dengan kerja bakti bersama-sama di lokasi besok pagi,” seru Pj Wali Kota Batu, Dr Aries Agung Paewai SSTP MM.

Bacaan Lainnya

Untuk mempercepat pengerjaan, Pemkot Batu sengaja meluncurkan Alat berat untuk menyingkirkan batang pohon yang menumpuk akibat banjir dan untuk mengeruk lumpur.

Baca juga: Kali Paron Bumiaji Meluap, Sisakan Lumpur Tebal

Dikarenakan lumpur yang tebal dan menutupi jalan, pembersihan yang dilakukan sejak siang hari belum juga tuntas sampai malam hari. Akhirnya diputuskan, gotong royong untuk pembersihan sisa banjir bandang akan diteruskan, Sabtu, (9/12/2023) pagi ini.

Pj Aries, sapaannya mengungkapkan rasa syukurnya karena tidak sampai ada korban jiwa akibat banjir bandang siang tadi. Meskipun demikian, ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada dengan perubahan cuaca yang terjadi. Seraya mengajak seluruh masyarakat, terutama ASN Pemkot Batu agar jalanan yang tadinya berlumpur, bisa bersih kembali.

“Lumpur harus segera dibersihkan agar jalanan dapat kembali berfungsi dan dapat dilewati pengguna jalan dengan aman,” tuturnya.

Baca juga: Babinsa Blimbing Gotong Royong Bersama Warga Bersihkan Sungai

Sementara itu, Kepala Dusun Beru, Eva menyebutkan,  banjir yang menimpa rumah warga sekitar pukul 14.00 WIB mulai surut satu jam kemudian. Berbeda dengan kejadian 2021 lalu, dimana banjir berdampak pada hancurnya area pertanian, kali ini banjir banyak menerjang rumah warga.

“Tahun lalu, ketinggian air saat banjir hanya sampai mata kaki orang dewasa. Tetapi, sekarang ketinggian air setinggi di atas lutut orang dewasa hingga masuk dalam rumah warga,” pungkasnya.  (dik/ono).

 

disclaimer

Pos terkait