Batu, SERU.co.id – Budayawan dan tokoh senior Kota Batu Agung Shinta akhirnya minta maaf atas ucapannya yang menyebut aparat keamanan, polisi dan tentara sebagai musuh demokrasi.
Ucapan itu terlontar saat ia melakuan orasi di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya beberapa waktu lalu dan akhirnya viral di media sosial
“Jujur saja saya menyebut musuh (demokrasi) kita saat ini polisi dan tentara. Disitu saya salah, saya mengakui dan minta maaf,” serunya, Jumat (8/12/2023).
baca juga: Jelang Pemilu 2024, Pj Wali Kota Malang Tekankan Netralitas ASN
Atas lontaran ucapan itu, bahkan sempat beredar kabar, wanita berusia 67 tahun itu mendapat intimidasi dari aparat yang datang di rumahnya, kawasan Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kamis 7 Desember 2023.
Namun kabar itu dibantah Agung Shinta. Kedatangan aparat ke rumahnya memang benar adanya. Namun hanya untuk meminta klarifikasi terkait materi orasi yang disampaikannya di Untag waktu itu.
Mantan anggota DPR RI periode 1999-2000 itu menjelaskan, dalam orasinya yang sempat menyinggung nama institusi kepolisian itu, sebenarnya terkait soal netralitas dalam Pemilu 2024 mendatang. Secara gamblang, Shinta menjelaskan, orasinya itu dilakukan karena dia merasa TNI/Polri diduga tengah dimobilisasi untuk memenangkan salah satu pasasan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam Pemilu 2024.
“Faktanya begitu, kepala-kepala desa dikumpulkan. Kalau ndak mau, diancam dari atas soal dana desa. Banyak lagi lainnya, jangan kira saya bodoh banget gitu,” ucapnya.
Baca juga: Awas! ASN Foto Pose Jari Simbol Dukung Capres Bisa Dipecat
Hal itulah yang membuat wanita penggemar Tembang Macapat ini resah sehingga memaparkan kondisi tersebut dalam orasinya. Agung Shinta mengungkapkan bahwa ia tidak ingin peristiwa 1998 kembali terjadi dan menimbulkan korban jiwa.
Dalam orasinya itu, ia memposisikan dirinya sebagai seorang nenek yang berbicara kepada para generasi muda.
“Saya posisikan diri sebagai nenek, saya gak terima. Cukup kejadian itu hanya generasi kami saja yang mengalami. Anak muda sekarang jangan sampai,” ungkapnya.
Kepada aparat yang mendatanginya pun, Shinta justru ingin mengimbau agar selalu menjaga netralitas aparat, khususnya di tahun politik seperti sekarang ini. Ia menasehati agar aparat dalam bertugas, tetap fungsi pokok untuk melindungi dan mengayomi.
“Ini kan sudah jadi tugas dan fungsi pokok mereka. Untuk mengayomi dan melindungi masyarakat,” pungkasya. (dik/ono)