Amalia Nur Shadrina
Ilmu Komunikasi – Universitas Muhammadiyah Malang
Situasi darurat dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Karenanya, komunikasi yang efektif jelas sangat diperlukan karena dapat meminimalisir terjadinya resiko-resiko yang akan datang akibat situasi darurat yang sudah terjadi. Keterlambatan dalam menanggapi situasi krisis yang terjadi bisa menyebabkan kerugian yang dialami masyarakat, rusaknya reputasi suatu organisasi maupun perusahaan, bahkan sampai ke hilangnya nyawa seseorang.
Keterampilan dalam menanggapi situasi krisis tidak hanya diukur oleh informasi yang dikeluarkan Ketika krisis itu terjadi, melainkan juga seberapa cepat dan tanggap seseorang Ketika krisis itu mulai muncul. Komunikasi efektif yang hadir tidak selalu dapat menghilangkan krisis yang ada, paling tidak memberi keredaan saat krisis itu hadir disekitar kita. Oleh karenanya, penting memahami prinsip dasar dalam komunikasi krisis yang efektif.
- Transparansi, entah krisis yang ada pada masyarakat maupun suatu instansi, transparansi/keterbukaan mengenai hal-hal seputar krisis baik itu data maupun yang lain harus menjadi hal dasar yang diterapkan. Karena, semakin tidak transparan atas krisis yang ada, semakin memungkinkan adanya krisis lain yang diakibatkan ketidakpercayaan publik/khalayak atas sebuah organisasi/instansi.
- Respon yang cepat, 1 detik yang dilewati saat terjadinya krisis merupakan waktu yang berharga. Karenanya, penting untuk cepat memberikan respon apapun itu ke public. Namun, harus dipastikan juga bahwa respon yang diambil merupakan respon yang tepat dan tidak berlebihan, agar meminimalisir terjadi blunder. Perlu diketahui bahwa komunikasi yang terlambat dapat menimbulkan kepanikkan, juga resiko lain yang bisa mengancam organisasi/perusahaan terkait.
- Menyesuaikan audience, krisis yang terjadi tentunya akan mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat dengan persepsi yang berbeda-beda. Karena hal itu, memahami karakteristik audience menjadi hal penting didalam komunikasi efektif yang nantinya akan dilakukan untuk menanggulangi krisis yang terjadi. Oleh karenanya, pesan-pesan dan cara komunikasi harus bisa disamakan dengan kebutuhan audience, baik dari penggunaan bahasa yang baik, format penyampaian pesan, juga kebutuhan khusus semisal ada audience yang cacat ataupun berkebutuhan khusus. Ketika kita tidak memahami karakteristik audience, nantinya pesan komunikasi yang berjalan tidak bisa tersampaikan dengan baik.
- Penggunaan media social, digitalisasi yang kiat melejit membuat media social bisa dimanfaatkan dalam komunikasi ketika krisis itu hadir. Social media bisa dijadikan sarana untuk mengeluarkan statement juga memantau pemberitaan mengenai krisis.
Setelah krisis mereda bahkan hilang, pentingnya melakukan evaluasi atas krisis yang terjadi kala itu. Memahami mengapa krisis itu bisa muncul, hal apa saja yang terjadi ketika krisis itu ada, juga tindakan-tindakan apa yang sudah dilakukan suatu perusahaan dalam menanggapi krisis itu. Sehingga nantinya perusahaan bisa lebih waspada apabila krisis yang lainnya hadir, hal ini dilakukan karena tidak bisa dipungkiri bahwa krisis itu akan selalu ada yang dimana kita sendiri tidak akan tau kapan dan dimana terjadinya.