Malang, SERU.co.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Oktober 2023 mengalami inflasi. Yakni sebesar 0,26 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen (mtm). Inflasi Kota Malang didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, bensin, cabai rawit, jeruk dan daging ayam ras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Samsun Hadi mengatakan, inflasi periode Oktober 2023 didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,11 persen (mtm). Diikuti kelompok transportasi 0,08 persen (mtm) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03 persen (mtm).
“Secara tahun kalender dan tahunan Kota Malang tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,93 persen (ytd) dan 2,65 persen (yoy). Namun demikian, inflasi tahunan bulan Oktober 2023 di Kota Malang masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi 3±1 persen,” seru Samsun, sapaan akrabnya, dalam keterangan resminya kepada SERU.co.id.
Baca juga: Kelompok Makanan dan Minuman Sumbang Inflasi Tertinggi di Kota Malang
Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, bbm, cabai rawit, jeruk dan daging ayam ras. Masing-masing dengan andil 0,09 persen, 0,07 persen, 0,05 persen, 0,02 persen dan 0,01 persen (mtm).
Inflasi pada komoditas beras terjadi seiring masih berlangsungnya musim gadu, penurunan luas panen, faktor cuaca El Nino, serta pengaruh pemberhentian ekspor beras oleh India. Harga bensin meningkat seiring penyesuaian harga BBM subsidi pada 1 Oktober 2023. Harga cabai rawit meningkat seiring terbatasnya pasokan di tengah musim kemarau panjang serta belum memasukinya musim panen.
“Sementara peningkatan harga daging ayam ras terjadi seiring kenaikan harga pakan jagung. Selain itu, produktivitas terganggu dengan adanya serangan hama penyakit,” imbuh mantan wartawan ekonomi salah satu media nasional ini.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada komoditas telur ayam ras, angkutan udara, tomat, bawang merah dan buah naga, masing-masing dengan andil -0,01 persen (mtm).
“Penurunan harga pada komoditas telur ayam ras terjadi seiring terjaganya pasokan. Sementara menurunnya harga tomat dan bawang merah terjadi seiring melimpahnya pasokan di tengah musim panen,” terang pria yang ramah senyum ini.
Baca juga: BI Sebut Deflasi Kota Malang 0,11 Persen Dampak Penurunan Komoditas Pangan
Di sisi lain, tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan. Risiko El Nino ke depan masih perlu diwaspadai. Namun dampaknya diprediksi berkurang seiring masuknya musim hujan yang diperkirakan mulai terjadi di akhir November.
Dengan dilaksanakannya High Level Meeting (HLM) TPID Kota Malang pada 11 Oktober 2023 dan Gerakan Pangan Murah (GPM) pada 16 Oktober 2023. Pihaknya dapat merumuskan dan mengakselerasi upaya pengendalian inflasi dan capaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1%,” tandasnya. (rhd)