Malang, SERU.co.id – Sebagaimana arahan Presiden Ri, Joko Widodo, dalam upaya pengendalian inflasi dan intervensi Pemerintah untuk mengendalikan harga dan stok ketersediaan bahan pokok. Pj. (Penjabat) Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM bersama Bulog Malang dan Perumda Tunas sidak Pasar Oro-oro Ombo dan Pasar Bunulrejo. Dalam hasil pantauan sidak yang telah dilakukan, ditemukan harga gula pasir yang tergolong meroket.
Pj. Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM menyebut, dari hasil peninjauan yang telah dilakukan, terpantau harga bahan pokok di pasar tradisional tersebut tergolong stabil. Hanya saja harga gula pasir yang terpantau naik.
“Rata-rata harga cenderung stabil, tidak turun dan tidak naik. Hanya gula aja yang naik,” seru Wahyu, kepada SERU.co.id.
Baca juga: Stabilisasi Harga Beras, Disperindag Kabupaten Malang Gelar Pasar Murah di 15 Kecamatan
Dihadapan SERU.co.id, Wahyu menjelaskan, guna mengendalikan harga gula yang saat ini menyentuh harga Rp16 ribu per kilogram. Pemkot Malang bakal segera mengelar operasi pasar murah di lima kecamatan yang tersebar di Kota Malang.
“Yang tidak bisa terkendali itu hanya gula, saya sudah minta pak Kadisperindag untuk operasi pasar, karena gula cenderung naik. Ada yang sampai Rp16 ribu per kilogram, nah ini sangat tidak terkendali,” paparnya.
Wahyu menambahkan, terkait ketersediaan stok gula, dirinya akan berkomunikasi dengan PG. Kebonagung. Harapannya, dengan tambahan sokongan stok yang tersedia dari pabrik gula tersebut, akan membantu menormalkan harga gula di pasaran. Sehingga tidak ada fluktuasi harga yang berlebihan dan mampu dijangkau masyarakat.
Dirinya juga menyinggung harga beras, dimana saat ini harga beras sudah stuck atau tidak mengalami kenaikan. Menginggat harga beras pernah meroket beberapa bulan lalu.
“Beras memang fluktuatif, walaupun ada beberapa kios yang naik dan ada beberapa yang stabil. Tapi dengan beberapa bulan kemarin harga beras tinggi, sekarang stabil tapi masih mahal. Sepertinya tidak akan bisa naik (lagi),” tuturnya.
Agar harga beras bisa kembali stabil, dirinya meminta kepada pihak Bulog untuk mengelontorkan beras SPHP kepada pedagang.
“Saya sudah minta beras SPHP dari Bulog, untuk bisa menggelontorkan supaya lebih bisa menstabilkan,” ucapnya.
Sementara itu, pedagang sembako Toko Anugrah Pasar Bunulrejo, Wiji Esti Ningsih (58) membeberkan, harga gula pasir saat ini sangat tinggi. Dirinya terpaksa harus menaikkan harga jual ecer, karena harga dari pabrik juga terhitung tinggi.
“Gula satu sak sampai Rp740 ribu. Kalau per kilo saya jual Rp15.500. Naik dari harga Rp14.500 ke harga Rp15.500. Kalau nanti ini naik lagi sampai Rp750, kita jual Rp16.000,” jelas Wiji.
Baca juga: Wali Kota Malang Sebut Operasi Pasar Belum Efektif Kendalikan Inflasi
Sedangkan untuk beras, Wiji menyebut harga beras mulai naik sejak bulan Agustus lalu. Namun untuk saat ini sudah cenderung stabil, tapi masih tergolong mahal.
“Sekarang sudah stabil, tapi masih kategori tinggi. Biasanya lahap itu kan Rp65.500 sekarang sudah sampai Rp68.500-69.000, jadi kita jual Rp70.000-71.000 itu ukuran beras lahap. Sekarang tidak naik-naik lagi menginjak bulan ini,” bebernya.
Wiji menyebut, kenaikan juga terjadi pada beras SPHP yang dulunya Rp47 ribu, naik menjadi Rp54.500. Meskipun naik, banyak masyarakat yang beralih ke beras SPHP, karene selisihnya yang terhitung jauh. Namun kebijakan dari pemerintah mengharuskan, setiap satu orang hanya diperbolehkan membeli dua sak atau 10 kilo beras SPHP. (wul/rhd)
View this post on Instagram