Malang, SERU.co.id – Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ) yang dulunya menjadi minat besar para wisatawan luar Malang, kini menurun drastis menjadi sepi peminat. Hal ini berbanding terbalik dengan Wisata Kayutangan Heritage yang semakin ramai pengunjung. Akhirnya, KWJ sekarang seperti dianggap sebelah mata oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Pengurus KWJ, Ana (33) mengatakan, tidak ada lagi peran dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata (Disporapar) atau Wali Kota mengunjungi KWJ. Semenjak zaman Abah Anton saja kampung ini terakhir dikunjungi.
“Dulu cuma dikunjungi oleh Walikota Abah Anton saat peresmian kampung ini. Sekarang, sudah tidak ada yang datang kesini,” seru Ana, Sabtu (14/10/2023) kemarin.
Baca juga: Pemkot Pekalongan Kunjungi Kota Malang Studi Tiru Mengenai Kampung Warna-Warni Jodipan
Ana mengungkapkan, dulu KWJ ramai pengunjungnya hingga dari mancanegara. Bahkan, pendapatan ekonomi warga sekitar meningkat karena UMKM warga banyak yang laris.
“Ketika ramai, kita pun juga menyediakan tim yang menjemput wisatawan dari Stasiun Malang ke kampung ini. Sekarang, ada beberapa turis luar negeri saja yang datang. Hanya 10-12 orang sehari,” ungkapnya.
Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) KWJ Kota Malang, Su’udi menjelaskan, ada kendala biaya pengecatan ulang untuk KWJ dikarenakan tiket masuk yang sedikit dibeli.
“Setiap pemasukan tiket wisatawan, itu digunakan untuk pengecatan ulang. Seharusnya dicat 2-3 kali setahun tapi sekarang biasanya dilakukan 1 tahun sekali,” ucap Su’udi.
Baca juga: Terinspirasi Kampung Warna-Warni, Warga Bendilwuni Bangun Kampung Sayur
Su’udi membeberkan, KWJ dikunjungi sejak zaman Abah Anton. Dan, sempat terdapat wacana akan dipindahkan ke kawasan lain untuk menghindari banjir.
“Dulu, sempat kita dijanjikan oleh Pemkot untuk dipindahkan ke kawasan lain dan menghindari bencana banjir. Tapi itu hanya wacana saja,” imbuhnya. (ws8/mzm)