Berturut-turut Maret-April, Kota Malang Kembali Alami Deflasi

Harga daging ayam menyumbang deflasi Kota Malang. (rhd)

• Daging dan telur ayam ras, tarif angkutan udara, sumbang deflasi April 2020

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Berdasarkan rilis Inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, periode April 2020 Kota Malang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,12% (mtm), 0,16% (ytd), atau 0,83% (yoy). Secara tahunan, realisasi inflasi (yoy) Kota Malang lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur (1,83; yoy) dan Nasional (2,67; yoy). Rata-rata realisasi inflasi Kota Malang pada bulan April selama 5 (lima) tahun terakhir tercatat sebesar 0,13% (mtm).

Komoditas utama yang menjadi penyumbang deflasi di Kota Malang, antara lain daging ayam ras, tarif angkutan udara, dan telur ayam ras dengan penurunan harga masing-masing sebesar -11,90% (mtm), -10,44% (mtm), dan -6,42% (mtm). Pasokan/Produksi daging maupun telur ayam ras yang melimpah dibandingkan permintaan, menyebabkan harga komoditas tersebut mengalami penurunan.

Meskipun bulan April 2020 bertepatan dengan momen bulan Ramadhan, tapi kondisi kali ini berbeda dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. “Rendahnya permintaan masyarakat merupakan dampak dari diberlakukannya kebijakan pemerintah mengenai pembatasan sosial (social/physical distancing) sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19. Akibatnya, komponen discretionary consumption bergeser ke bawah, karena adanya perubahan perilaku konsumsi,” jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Azka Subhan, dalam keterangan resminya.

Telur ayam juga turut menyumbang deflasi Kota Malang. (rhd)

Komoditas penyumbang deflasi lainnya berasal dari tarif angkutan udara, dimana berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020, pesawat dilarang mengangkut penumpang sejak tanggal 24 April hingga 31 Mei 2020 dari dan ke wilayah yang ditetapkan sebagai pembatasan sosial berskala besar dan/atau zona merah penyebaran COVID 19. Dampak dari kebijakan tersebut adalah turunnya jumlah penumpang pesawat udara di Bandara Abdulrachman Saleh Malang.

Hal ini dikonfirmasi oleh pengelola Bandara Abdulrachman Saleh Malang, selama periode April 2020 terjadi penurunan jumlah pesawat yang datang maupun berangkat sebesar -67,23% (mtm), penurunan jumlah penumpang yang datang sebesar -87,41% (mtm), dan penumpang yang berangkat sebesar -80,79% (mtm).

Namun demikian, deflasi di Kota Malang periode April 2020 sedikit tertahan oleh peningkatan harga pada komoditas gula pasir sebesar 12,83% (mtm) dan emas perhiasan 4,80% (mtm). Kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan masih tingginya harga emas global, serta peningkatan biaya logistik pengangkutan emas dengan adanya kebijakan lockdown yang diberlakukan oleh sejumlah negara.

“Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tetap menerapkan strategi “4K” (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif) untuk menstabilkan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19,” imbuh Azka.

Arah kebijakan ketersediaan pasokan memfokuskan pada peningkatan produksi dan pemanfaatan teknologi. Sementara arah kebijakan keterjangkauan harga, terutama mengoptimalkan operasi pasar dan penyerapan kelebihan pasokan. Kelancaran distribusi dilakukan dengan mengutamakan pemanfaatan teknologi dan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Komunikasi efektif juga terus dilakukan berfokus pada perbaikan kualitas dan aksesabilitas data, peningkatan intensitas komunikasi dan koordinasi, serta senantiasa memberikan himbauan pada masyarakat.

“Di wilayah kerja KPw BI Malang, TPID terus berupaya menjaga stabilitas stok dan harga pangan di tengah pandemi Covid-19. Diantaranya, melalui pelaksanaan survei dan pemantauan harga oleh TPID serta Satgas Pangan, pelaksanaan operasi pasar dengan melibatkan Bulog dan pihak terkait lainnya. Tekanan inflasi pada bulan Mei 2020, diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan saat ini, namun dengan besaran yang tetap terkendali,” terang Azka.

Faktor risiko inflasi salah satunya yaitu masih berlanjutnya ketidakpastian global, sehingga meningkatkan harga emas global yang ditransmisikan melalui harga emas perhiasan domestik. Tingginya harga emas global karena investor masih memilih komoditas emas sebagai safe haven, dibandingkan dengan instrument investasi lainnya. Namun demikian, inflasi periode Mei 2020 diperkirakan masih akan tertahan oleh konsumsi rumah tangga karena adanya perubahan perilaku konsumsi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Penurunan harga minyak dunia hingga kurang dari USD30/barrel juga berpotensi menjadi salah satu faktor penahan inflasi. Dengan tetap mempertimbangkan potensi risiko kedepan, serta kontribusi positif kebijakan pemerintah pusat dan daerah maupun koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah dengan Bank Indonesia, KPw BI Malang tetap optimis realisasi inflasi Kota Malang dan Kota Probolinggo akan berada pada rentang 3,0+1% sesuai target inflasi 2020. (rhd)

disclaimer

Pos terkait

Komentar ditutup.