Malang, SERU.co.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang berupaya untuk melakukan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) demi meminimalisir dampak cuaca ekstrem di wilayah Kota Malang. Menurut data Prakiraan Cuaca BMKG, suhu di Kota Malang mencapai 33 derajat celcius pada siang harinya.
Hal ini berdampak banyak tanaman dan pohon mengering di taman-taman kota. Untuk solusinya, DLH Kota Malang telah mengerahkan Tim Tangki untuk bertugas melakukan penyiraman tanaman secara maksimal di seluruh taman Kota Malang.
Baca juga: Program Gratis Uji Emisi DLH Kota Malang di EKUP Tahun 2023
Kepala Bidang (Kabid) RTH DLH Kota Malang, Laode KB Al Fitra mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk memelihara pohon dan tanaman di Kota Malang.
“Iya, jadi kami ada tim tangki yang itu setiap malam, selalu bergilir ke taman-taman. Satu tankinya dibagi ke beberapa kawasan setiap malam dan setiap hari,” seru Laode, saat dikonfirmasi para awak media, Jumat (29/9/2023).
Terkait penyiraman pada malam hari, Laode menambahkan, pilihan ini diambil untuk menghindari gangguan terhadap aktivitas pengguna jalan.
Baca juga: Alun alun Kota Malang Segera Dipugar, Ini Kata Kepala DLH Kota Malang
“Ya, kan penyiraman tanaman itu gak bisa cepat, supaya rata. Jadi kalau siang atau sore, takutnya menghambat lalu lintas karena tangki-tangki kan harus berhenti,” tambah Laode.
Kegiatan penyiraman dibutuhkan lima tim tangki setiap harinya. Jadi masing-masing tangki membawa 3.000 hingga 5.000 liter air.
“Sekali jalan mungkin bisa sekitar 10 taman yang kita siram. Selain itu, karena ini juga musim angin kencang, jadi kita ada tim perempesan dan perapian pohon yang sekiranya itu ada permintaan dan sudah termasuk dalam kegiatan perapian kawasan,” ungkap Laode.
Baca juga: Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DLH Kota Malang Edukasi dan Pameran Produk Daur Ulang
Laode menekankan, kegiatan tersebut akan dilakukan berdasarkan permintaan masyarakat untuk merempesi pohon. Bila cabang dan ranting pohon dianggap membahayakan pengguna jalan.
“Kriteria pohon yang perlu dilakukan perempesan, itu kan kalau dahan atau rantingnya sudah doyong ke jalan raya. Dan kami melihat apakah banyak yang perlu dirempesi untuk keefektifan program juga,” pungkas Laode. (ws8/mzm)