Malang, SERU.co.id – Diskusi luring (offline) kolaborasi Kemenkominfo bersama Pangkalan TNI AL Malang, akan mengupas tema ”Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis!” Menghadirkan tiga narasumber, yakni mom influencer Novindah Sochmariyanti, presenter TV Babytha Fara, penyiar radio Danin Sibilo, dan Riska Regita selaku moderator. Rencana diskusi literasi digital di Jalan Yos Sudarso 14, Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Malang, Minggu (6/8/2023) jam 09.00.
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, Agustus 2018 hingga awal 2022 pihaknya telah menemukan 9.456 hoaks yang tersebar di berbagai platform media sosial di internet. Media penyebaran hoaks saat itu juga beragam, seperti aplikasi perpesanan WhatsApp sebanyak 62,8 persen, situs web sebanyak 34,9 persen, dan media sosial 92,4 persen.
”Diskusi literasi digital masuk pangkalan TNI AL ini digelar gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/DaftarMalang0608. Peserta akan mendapat e-sertifikat, juga hadiah e-money senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo, dalam rilisnya kepada SERU.co.id, Sabtu (5/8/2023).
Diskusi yang digelar ”chip in” di acara gowes dan jalan santai menyongsong HUT ke-78 TNI Angkatan Laut tahun 2023 itu akan mengambil start dan finish di Mako Lanal Malang. Acara fun bike dan jalan santai dimulai pukul 06.00 WIB, dilanjutkan dengan diskusi literasi digital, dan ditutup dengan hiburan musik. Peserta akan mendapatkan undian door prize.
Dunia digital yang tak berbatas saluran komunikasi, memiliki banyak konten dan informasi. Dari informasi yang bersifat positif hingga konten-konten negatif seperti hoaks, semuanya bercampur. Kenyataan tersebut, menuntut pengguna media digital untuk cerdas memilah dan memilih informasi yang positif dan bermanfaat.
”Hal itu perlu dilakukan agar ekosistem digital Indonesia semakin minim dengan hoaks, karena netizen atau warganet Indonesia lebih kritis dan semakin paham akan arus informasi,” tulis Kemenkominfo dalam rilis.
Pengguna internet, lanjut Kemenkominfo, harus bisa mengenali hoaks. Antara lain, jenis informasi yang menciptakan kecemasan, kebencian dan permusuhan.
”Lalu, sumber biasanya tidak jelas dan tidak ada klarifikasi, isi pesan memihak, biasanya mencatut tokoh berpengaruh, dan bahayanya memanfaatkan fanatisme seseorang atas nama ideologi, agama, dan suara rakyat,” rinci Kemenkominfo dalam rilis.
Selain itu, lanjut Kemenkominfo, hoaks bisa dilihat juga dari judul yang terkesan provokatif dan biasanya tidak sesuai antara judul dengan isinya. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan serta merta memelintir pernyataan narasumbernya.
”Namun hal yang paling penting, berita seperti ini biasanya dimuat di media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab tidak jelas. Kemudian, pemberi pesan biasanya juga minta dibagikan ulang atau diviralkan,” imbuh Kemenkominfo.
Sekadar catatan, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, khususnya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Program #literasidigitalkominfo tahun ini dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program nasional yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. (*/rhd)