Malang, SERU.co.id – Perihal pembahasan perencanaan anggaran di masa kepemimpinan Wali Kota Sutiaji menjadi sorotan DPRD Kota Malang. Pasalnya, target PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Malang seringkali tidak realistis yang salah satu dampaknya adalah gagal bayar.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menyampaikan, kondisi itu seringkali terlihat tatkala Bapenda Kota Malang sering diberikan target di luar kemampuan mereka.
“Melihat dari situasi Banggar dengan TAPD saja, sering sebenarnya Bapenda dalam hal ini diberikan target diluar kemampuan mereka. Justru iramanya lebih berubah, dewan pesimis dengan target PAD,” seru Made, usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD, Senin (3/7/2023) siang.
Sehingga dari perencanaan anggaran yang dilakukan, DPRD lebih memilih untuk menurunkan angka dari perencanaan yang diajukan. Sehingga target PAD lebih realistis untuk dicapai.
“Tidak malah kita menaikkan atau apa yang diajukan, tapi kita malah menurunkan. Karena target PAD yang kelebihan diluar kemampuan menurut Banggar berimplikasi pada gagal bayar,” imbuhnya.
Itu juga dilakukan mengingat antara pendapatan dan belanja daerah harus seimbang. Sehingga, diambil keputusan, Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) yang mencapai Rp1,150 triiun perlu dikoreksi menjadi Rp650 miliar.
“Pendapatan dan belanja harus seimbang. Ini terbukti di PAK besok yang 1,150 triliun sudah tidak mungkin tercapai. Dan akan direvisi di angka 650 menurut Bapenda,” jelas Made.
Tidak berhenti di situ, komunikasi antara pihak Pemkot Malang dan DPRD terus dilakukan hingga berhenti di angka Rp437 miliar.
“Tapi pak Wali masih memaksa di angka 850 (miliar), ini yang untuk tahun 2023. Yang kemarin di tahun 2022 revisinya adalah permintaan Bapenda di angka 432 (miliar), pak Wali minta di angka 550 (miliar). Sehingga tercapai diangka 437 (miliar),” lanjutnya.
Walaupun angka realistis pendapatan berhenti di angka yang jauh dari yang diharapkan Wali Kota Malang, Made mengaku, akan terus berinovasi agar bisa mengoptimalkan titik angka realistis yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
“Nah ini yang membuat kami yang realistis saja dalam penentuan target pendapatan kita. Tapi tetap melakukan inovasi inovasi baru,” tandasnya.
Sementara, Wali Kota Sutiaji berterima kasih atas pandangan umum yang telah disampaikan tiap fraksi dalam rapat paripurna.
“Saran dan masukan dari teman-teman fraksi tentu kami ucapkan terimakasih dan mendorong. Tadi pagi saya juga sudah rapat sama teman-teman terkait serapan anggaran dan percepatan,” ungkapnya.
Sutiaji melihat potensi-potensi yang ada di Kota Malang. Hal itu yang membuatnya optimis bisa mengoptimalkan pendapatan daru sejumlah sektor. Namun, ia juga tak menutup mata, banyak aspek lainnya yang menjadi faktor pengoptimalan pendapatan asli daerah.
“Jadi tahun ini dari sektor retribusi sekian, tadi dari potensi parkir. Potensinya tinggi, tapi di lapangan kenyataannya yaa. Sekali lagi ini bisa dikuatkan. Kita banyak upaya seperti retribusi parkir saja, maunya menghilangkan di kanan kiri jalan, on the street. Tapi itu kan berkaitan dengan teman-teman yang sekarang ada di lapangan,” tandasnya. (jup/mzm)