Warung Nasi Empog Wakini, Favorit Petani, Karyawan, Hingga Wisatawan

Nasi empog Wakini Kota Batu. (SERU.co.id/dik) - Warung Nasi Empog Wakini, Favorit Petani, Karyawan, Hingga Wisatawan
Nasi empog Wakini Kota Batu. (SERU.co.id/dik)

Batu, SERU.co.id – Sebuah warung sederhana yang khusus menyajikan satu jenis menu yakni Nasi Jagung/ Empog ramai dikunjungi wisatawan. Warung nasi Jagung Bu Wakini, di Jalan Mangga, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini, menjadi pilihan alternatif pemburu kuliner wisata di Kota Batu.

Walaupun ukurannya tidak terlalu besar, warung yang dicat biru oleh pemiliknya yang akrab disapa Mbok Wakini ini tidak pernah sepi dari pembeli. Sejak buka jam 06.00 pagi hingga pukul 16.00 WIB, para pembeli yang datang dari berbagai kalangan silih berganti memesan makanan yang penuh dengan campuran sayur dan lauk ini. Kepada SERU.co.id, Wakini (48) mengaku sudah berjualan sekitar 12 tahun lamanya.

“Dulu tempatnya di gang depan, mulai tahun 2022 pindah kesini tempat yang baru,” serunya.

Wakini menuturkan, pelanggan yang biasa membeli dagangan makanannya dari berbagai kalangan. Selain menyediakan sarapan untuk para petani, tidak jarang rumah makannya juga didatangi pengunjung wisata dari berbagai daerah. Menurutnya ini berkat dari media sosial dan juga rekomendasi dari pembeli -pembeli luar kota yang sudah pernah dulu datang sebelumnya.

“Ada yang sampai dari Jawa Barat juga, bawa mobil yang agak besar itu (elf). Mereka datang karena suka makan menu sayur-sayuran,” ungkapnya.

Untuk satu porsi nasi empog, hanya dihargai Rp8000 sudah termasuk lauk tempe mendol. Sedangkan yang ingin menambah lauk sate usus cukup menambah Rp2 ribu saja. Melengkapi makanan, pengunjung pun juga bisa memesan minuman tradisional, beras kencur.

“Satu piring nasi empog sudah termasuk sayur pedasan khas desa, sambal terong, sayur rambusa (labu Siam) dan mendol (dari bahan tempe),” ujarnya.

Untuk mempercepat dirinya melayani konsumen, mbok Wakini sengaja menyiapkan beberapa potongan paralon PVC sebagai tempat menaruh kertas bungkus. Sekali membungkus, dirinya bisa sampai membuat untuk 5 sampai 8 porsi. Wakini juga dibantu asisten untuk memasak dan membuatkan minum konsumen.

“Biasanya pembeli sekali datang, bungkus 3 sampai 4 porsi. Kalau tidak cepat dilayani bisa ngantri panjang,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang wisatawan asal Bogor, Itje Ningsih, mengaku datang ke Kota Batu tidak sekedar mengunjungi objek wisata saja. Dia pun ingin merasakan kuliner khas kota Batu yang biasa menjadi favorit warga lokal. Untuk sampai ke warung mbok Wakini ini pun ia mengaku bertanya kepada warga lalu dicarinya melalui aplikasi penunjuk jalan.

“Saya sebelumnya tanya-tanya ke orang kuliner favorit apa untuk warga lokal setempat. Salah satunya yang direkomendasikan adalah ini. Ternyata benar-benar murah, banyak sayur dan lauknya dan juga pas seleranya makanan pedas,” pungkasnya. (dik/mzm)

Pos terkait