Malang, SERU.co.id – Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto menegaskan serta kembali menjelaskan, konflik yang terjadi di Tlogomas bukan antara kelompok tertentu dengan masyarakat. Namun lebih ke konflik yang melibatkan antara sesama organisasi daerah (Orda).
“Pak Wali juga sudah melaksanakan Rakor (rapat koordinasi), ingat bahwa konflik ini bukan dengan warga. Melainkan konflik antar sesama organisasi daerah,” seru Budi Hermanto, Kamis (29/6/2023).
Sebagai langkah antisipasinya, ia menegaskan langkah-langkah antisipatif agar konflik yang terjadi di Tlogomas itu tidak menggambarkan konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan).
“Kedepannya, kami akan mengkaji kembali terkait untuk semuanya bisa menahan diri. Yang paling kita antisipasi adalah konflik SARA, itu yang paling penting,” ucapnya.
Senada dengan pernyataan Kapolresta Malang Kota, Sutiaji juga telah berupaya berkoordinasi dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Agar ada kurikulum pantauan yang salah satunya mengatur cara bersosial yang baik.
“Saya sudah meminta kepada perguruan tinggi kemarin tolong agar ada kurikulum pantauan. Jadi mata kuliah apapun itu disisipkan bagaimana dia bisa bersosial yang baik kepada masyarakat,” ujar Sutiaji.
Menanggapi masih banyaknya informasi yang beredar terkait dengan kericuhan yang terjadi di Tlogomas, Sutiaji menimbau masyarakat agar tidak terjebak dengan informasi yang menyesatkan.
“Kita jangan terkecoh dengan berita hoaks yang katanya Malang masih mencekam, kemudian masih akan ada sweeping lain, itu tidak ada. Masyarakat gak usah menghiraukan itu,” tandasnya. (jup/mzm)