Sengkarut Meninggalnya Seniman Agus Gimbo, Ketua DKM: Kami Menghormati Keputusan Keluarga

Ketua DKM, Dhimas Novib, menjawab pertanyaan awak media. (jup) - Sengkarut Meninggalnya Seniman Agus Gimbo, Ketua DKM: Kami Menghormati Keputusan Keluarga
Ketua DKM, Dhimas Novib, menjawab pertanyaan awak media. (jup)

Malang, SERU.co.id – Sengkarut meninggalnya seniman Kota Malang, Agus Gimbo, menjadi topik pembicaraan di media sosial. Menanggapi kabar yang beredar, Ketua Dewan Kesenian Malang (DKM) menegaskan, alasan DKM terkesan diam, lantaran menghormati keputusan keluarga.

Ketua DKM Periode 2022-2023, Dhimas Novib menyampaikan, alasan sikap diam DKM dan memberikan penjelasan kepada publik melalui media. Adalah buah kesepakatan antara pihak DKM dengan pihak keluarga Agus Gimbo.

Bacaan Lainnya

“Untuk kronologi yang beredar, tidak seperti itu. Kalau saya jelaskan ini adalah bagian dari kesepakatan kami dengan keluarga, apa yang bisa disampaikan ke media untuk publik,” seru Dhimas, ditemui awak media di DKM, Rabu (28/6/2023).

Keputusan bersama tersebut menjadi atensi sendiri bagi pihak DKM untuk dihormati. Sehingga Dhimas mengaku, menahan diri untuk tidak menanggapi kabar yang beredar di media sosial.

“Gak enak kalau saya mau melangkahi keluarga. Itu yang membuat kita tidak membalas saat ada selebaran seperti itu, kita tidak respon dan lain-lain. Karena satu, pertimbangan keluarga,” imbuhnya.

Dhimas menegaskan, permasalahan yang terjadi kala itu hanya melibatkan antar personal yakni Agus Gimbo selaku korban dan B terduga pelaku. Bukan melibatkan kelembagaan DKM dengan Agus Gimbo. Hingga didapat kesepakatan agar permasalahan tidak lagi diperpanjang.

“Kami diminta memediasi antara pihak yang bersangkutan sebut saja inisal B, dengan keluarga saudara inisial A. Kami mediasi itu dan terjadi kesepakatan untuk tidak memperpanjang lagi urusan ini,” tegasnya.

Selebaran yang beredar atas kasus meninggalnya Gimbo. (ist)

Terlebih lagi, lanjut Dhimas, langkah tersebut ditempuh atas dasar saran Polresta Malang Kota, agar diselesaikan secara kekeluargaan.

Tentunya Ketua DKM menyesalkan kemunculan kabar liar yang ada di media sosial. Karena hingga saat ini belum ada komunikasi antara DKM dengan pemosting kabar tersebut.

“Kalau dari kami yang disayangkan adalah sebelumnya tidak ada komunikasi juga ke lembaga. Secara resmi datang ke sini atau bersurat ke sini tidak ada. Tiba-tiba muncul postingan dan surat terbuka,” sesal Dhimas.

Padahal, pihak DKM mengaku telah melakukan sejumlah upaya saat terjadinya peristiwa yang menimpa Agus Gimbo pada 4 April 2023 lalu. Namun, kemunculan kabar yang tak diharapkan di media sosial, membuat Dhimas kembali berkomunikasi dengan pihak keluarga.

“Yang saya lakukan, saya menghubungi kembali pihak keluarga. Dari keluarga menyayangkan karena sudah susah payah buat healing untuk menghilangkan trauma (psikologis). Tiba-tiba ada kelompok yang tidak pernah komunikasi dengan keluarga, tidak pernah mengenalkan dirinya ke keluarga, terus bikin ginian tanpa seizin keluarga,” jelasnya.

Surat pernyataan terbuka DKM. (ist)

Salah satu upaya lainnya, mewakili DKM, Dhimas mengaku, telah menerbitkan statemen resmi. Namun sepertinya hal itu tidak menjawab pihak-pihak yang getol ingin tahu peristiwa yang sebenarnya.

“Para dewan bersepakat mengeluarkan statemen, itu pun masih dianggap tidak dikeluarkan lewat media resmi, berarti ini bukan sikap lembaga. Lho saya bingung, di situ ada kop resmi, stempel, tanda tangan, bahkan nomor terbitan. Itu sudah sangat resmi sekali,” jelasnya.

Sebagai pengulas, Dhimas menceritakan peristiwa yang terjadi pada 4 April 2023, hingga mengakibatkan Agus Gimbo mengalami sejumlah luka dan dilarikan ke rumah sakit. Nahas, setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, pemilik nama Agus Salim itu menghembuskan napas terakhirnya pada 25 April 2023.

“Di DKM waktu itu ada peringatan Hari Teather Sedunia oleh temen-temen Nawasena. Yang perlu digarisbawahi, adalah DKM waktu itu tidak mengorganisir acara itu, kita hanya memfasilitasi tempat saja,” jelas Dhimas.

Walaupun masalah person to person, salah satu yang terlibat dalam peristiwa 4 April tersebut adalah salah satu anggota kepengurusan DKM. Dan pasca peristiwa itu, yang bersangkutan telah dinonaktifkan.

“Kebetulan yang bersangkutan yaitu saudara B sudah kami deaktif dari kepengurusan DKM per dua bulan lalu,” tandasnya. (jup/rhd)

Pos terkait