Malang, SERU.co.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen terhadap pembangunan sosial dan lingkungan. Melaksanakan penyembelihan hewan kurban dengan mengusung konsep ‘Green and Halal Kurban’.
Dalam kegiatan yang berlangsung pada 28-29 Juni 2023 ini, UMM menyembelih total 59 ekor hewan kurban, terdiri dari 17 sapi, 34 kambing, dan 8 domba. Sebagian dari hewan kurban tersebut telah disebar ke sejumlah daerah di Malang Raya.
Dosen Peternakan UMM, Ali Mahmud mengatakan, konsep ‘Green and Halal Kurban’ yang diangkat UMM bertujuan untuk berbagi daging kurban dengan tetap memperhatikan aspek kebersihan dan lingkungan. Salah satu contoh yang patut dijadikan teladan bagi masyarakat adalah penggunaan bahan organik sebagai kemasan daging kurban.
“UMM menggunakan daun jati, daun pisang, dan besek sebagai alternatif pengganti plastik,” seru Ali, yang juga menjadi tim kurban UMM.
Keputusan ini didasarkan pada manfaat yang diperoleh dari penggunaan bahan organik, dimana tidak ada kekhawatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan ketika bahan tersebut dibuang. Sebaliknya, penggunaan plastik dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti bau tak sedap dan menarik lalat serta belatung saat dibuang begitu saja.
Menurutnya, penerapan konsep ‘Green and Halal Kurban’ terlihat pada proses pembuangan darah dan kotoran hewan kurban. Dimana harus dipendam dalam tanah sebagai langkah untuk menjaga kebersihan lingkungan. Maka, UMM menekankan pentingnya untuk tidak membuang darah dan kotoran ke sungai, yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
“Jika dibuang di sungai, takutnya nanti ternyata ada histori penyakit dari sapi, kemudian menyebar ke tempat lain seperti kebun rumput. Pada akhirnya akan menulari dan menginfeksi hewan ternak lainnya. Selain itu juga dikhawatirkan air yang mengalir di sungai digunakan untuk mencuci maupun minum oleh masyarakat yang ada di hilir,” imbuh Ali.
Selanjutnya, pemilihan hewan kurban juga menjadi perhatian utama dalam konsep ‘Green and Halal Kurban’ yang dijalankan UMM. UMM memastikan, hewan kurban yang dipilih telah memenuhi standar kesejahteraan hewan (animal welfare). Sebelum penyembelihan dilakukan, hewan kurban telah divaksinasi melawan penyakit, seperti LSD (Lumpy Skin Disease) dan vaksin mulut dan kaki.
“Dengan begitu, kita bisa mendapatkan hewan yang tidak stres. Sehingga tidak mudah memberontak dan lepas yang mana pada akhirnya memudahkan kami untuk menyembelih. Daging yang diperoleh juga minim memar, merah segar, dan lebih bagus,” ujar Ali.
Selain itu, hewan kurban juga menjalani pemeriksaan fisiologis yang ketat, termasuk pemilihan daging yang gemuk dan memperhatikan usia yang cukup. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter hewan yang bekerja di lingkungan UMM. Salah satunya Prof Dr drh Lili Zalizar memastikan kualitas dan keberlanjutan penyembelihan kurban yang dilakukan.
Terakhir, UMM juga tidak mengabaikan penerapan alat pelindung diri (APD) di dalam setiap proses penyembelihan. Mulai dari pemilihan jenis pisau sesuai peruntukannya hingga kemampuan para penyembelih yang telah melalui proses pelatihan.
“APD dan jenis pisau juga penting untuk melindungi diri. Di UMM, pisau yang digunakan berbeda-beda tergantung untuk apa. Ada pisau khusus untuk menyembelih hingga pisau untuk boning. Para penyembelih juga sudah dilatih terlebih dahulu melalui pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) dari Halal Center UMM beberapa hari lalu,” beber Ali.
Implementasi konsep ‘Green and Halal Kurban’ oleh UMM diharapkan dapat menjadi contoh bagi banyak pihak, sehingga masyarakat terinspirasi mengadopsi solusi serupa. Dengan mengaplikasikan konsep ini, momen Idul Adha tidak hanya menjadi pelaksanaan ibadah seperti biasa. Tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan, menciptakan rasa nyaman dan aman bagi semua pihak yang terlibat. (jup/rhd)