Polresta Makota Kerahkan Tim Pemburu Empat Pelaku Pembunuhan Krisnael Murri

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, saat menjawab pertanyaan awak media. (wul) - Polresta Makota Kerahkan Tim Pemburu Empat Pelaku Pembunuhan Krisnael Murri
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, saat menjawab pertanyaan awak media. (wul)

Malang, SERU.co.id – Kepolisian telah mengantongi empat nama tersangka pembunuhan salah satu mahasiswa Unitri Malang, Krisnael Murri, di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Minggu (25/6/2023) dini hari. Polresta Malang Kota kini melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Polres Malang dengan mengerahkan tim pemburu empat orang pelaku.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto menerangkan, pihaknya membantu Polres Malang memburu keberadaan para pelaku. Tak hanya itu, Polres Makota berupaya menciptakan kondisi yang kondusif dan aman dengan menggandeng berbagai unsur, termasuk Keluarga Besar Indonesia Timur Bersatu (KBITB).

Bacaan Lainnya

“Polresta Malang Kota ini sudah berkoordinasi dengan Polres Malang. Kami juga sudah membantu melakukan pencarian terhadap empat orang tersangka yang sudah teridentifikasi. Kami juga sudah melakukan pengamanan dengan menggandeng berbagai unsur,” seru lelaki yang kerap disapa Buher itu, Selasa (27/6/2023).

Dirinya menuturkan, meski kejadian di salah satu kafe di Kabupaten Malang, namun korban dan para pelaku bertempat tinggal di Kota Malang. Maka pihaknya juga melakukan pengamanan di sejumlah asrama, rumah kos dan rumah kontrakan yang ditinggali para mahasiswa asal NTT tersebut.

“Kami sudah melakukan pengamanan, meningkatakan patroli, menjaga beberapa asrama, kos-kosan kampus. Dimana terindikasi sebagai tempat saudara kita dari NTT tinggal. Agar tidak ada aksi sweeping ataupun aksi balas dendam,” ucapnya.

Kapolresta Malang Kota mengaku, jika sempat terjadi sweeping beberapa waktu lalu. Dimana kemungkinan dilandasi ketidakterimaan salah satu teman mereka ditikam hingga meninggal.

“Beberapa malam kemarin terjadi (sweeping), karena memang mungkin rasa tidak puas,” ucapnya.

Untuk saat ini, Buher mengatakan, pihaknya sudah melakukan berkordinasi dengan tokoh-tokoh masyarat seperti Keluarga Besar Indonesia Timur Bersatu (KBITB). Dan mereka sudah melakukan permohonan maaf atas semua yang telah terjadi.

“Sudah ada permohonan maaf, sehingga di lorong tiga Tlogomas itu sudah menerima kembali. Yang perlu kita sampaikan adalah persoalan ini bukan konflik antara mahasiswa NTT dengan warga Kota Malang. Tapi antar internal mahasiswa NTT sendiri, ini harus diluruskan,” tegasnya.

Tak hanya itu, Buher juga menekankan, pihaknya tidak akan pernah memberi ruang kapada aksi-aksi kekerasan, terutama di Kota Malang. Mengingat, upaya dari semua unsur untuk membangun Kota Malang sebagai kota pendidikan yang aman dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Intinya Polresta Malang Kota tidak akan pernah memberi ruang aksi-aksi seperi ini (kekerasan),  membawa sajam. Karena apa? Pertama Kota Malang ini kota yang sudah kita buat secara bersama dengan Forkopimda, keterlibatan seluruh masyarakat, komunitas. Menjadi kota pendidikan, kota yang aman dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarat, baik itu penduduk lokal maupun penduduk pendatang,” tandasnya. (wul/rhd)

Pos terkait