Jember, SERU.co.id – Ingatan publik belum hilang terkait kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya sendiri warga Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, kini kasus serupa kembali menggegerkan warga. Peristiwa mengerikan dan menyayat hati itu kini terjadi di Jalan Kepodang II, Lingkungan Krajan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Jember, sekitar pukul 01.00 Wib, Sabtu (17/6/2023).
Seorang ibu, Hus (36) telah tega membunuh dua anaknya yang masih balita yakni AVS berusia 8 bulan dan LA yang masih berumur 7 tahun. Seusai membunuh anaknya, Hus yang isteri Agus, penjual cilok di depan RS Soebandi itu ditemukan meninggal bunuh diri. Diduga ia telat menjalani pengobatan atas sakit depresi yang dialami selama ini.
“Anak Pak Agus itu ada 3. LA yang meninggal itu anak pertama dan AV yang balita usia 8 bulan itu anak ketiga. Si RZ ini anak kedua,” ujar salah seorang warga seperti dilansir Memo X.
Kedua bocah tak berdosa tersebut ditemukan tak bernyawa di dalam kamar dan bersama Husnul Khotimah umur 36 tahun yang tak lain adalah ibu kandungnya. Sang ibu kandung pun meninggal dunia dengan gantung diri.
Berdarsarkan informasi yang dihimpun dari warga, terungkapnya peristiwa horor setelah Agus Riyadi, suami Hus dan ayah kedua balita pulang dari berdagang cilok di depan RS Soebandi. Betapa herannya Agus saat pulang rumah dalam keadaan sepi. Saat pintu rumah diketuk tidak ada satupun anggota keluarganya yang merespon dari dalam rumah.
Setelah agak lama menunggu, anak pertamanya RKZ berumur 6 tahun keluar dari kamarnya dan membuka kan pintu. RKZ sendiri anak kedua dari tiga bersaudara anak pasangan Agus dan Hus.
Warga yang enggan disebutkan namanya itu kemudian bercerita, betapa terkejutnya Agus saat masuk dalam rumah melihat sang istri meninggal dengan kondisi gantung diri. Agus makin syok saat melihat dua anaknya yakni LA dan AV kondisinya mengenaskan, tak bernyawa di dalam kamarnya.h“Kedua anak korban, LA dan AVS ini meninggal dunia terlentang di atas kasur,” katanya.
Usai mendapati istri dan anaknya dalam sudah tak bernyawa, seketika itu Agus berteriak histeris dan minta pertolongan. Saat itu juga itu warga berdatangan, ada pula yang melaporkan ke Polsek Patrang.
Penyebab kematian tragis dua anak yang diduga dilakukan oleh ibu kandungnya di Kabupaten Jember dalam penyelidikan jajaran Polres Jember.
Polisi menduga kematian kedua anak warga Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang itu akibat jeratan dan pukulan benda tumpul. Pihak Kepolisian kini sendang menyelidiki secara intensif untuk mengetahui motif dugaan kasus pembunuhan tersebut. Para saksi terutama suami dan ayah kedua korban sudah dimintai keterangan pihak penyidik.
“Sang suami, keponakan dan keluarga yang lain sudah kami minta keterangan jadi tiga orang yang kami mintai keterangan,” kata Kapolres Jember AKBP M Nurhidayat saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (17/6/2023) siang.
Polisi bekerjasama dengan pemerintah setempat juga telah melakukan perlindungan dan pendampingan mental terhadap RKZ, salah seorang anak yang lain yang selamat. Bupati Jember Hendy Siswanto sudah mengirimkan tim psikolog untuk mendampingi anak korban.
“Kita sudah melakukan pendampingan dan perlindungan mental. Dan bapak Bupati sudah mengirimkan tim psikolog untuk melakukan pendampingan. Karena kemungkinan besar sang anak ini yang akan memberikan keterangan detail, namun kami menunggu rekomendasi dari tim dokter psikologi,” kata AKBP Nurhidayat.
Nurhidayat juga menjelaskan dugaan penyebab kedua anak. Untuk korban inisial LA dan balita AV berumur 8 bulan ada bekas jeratan di leher dan pukulan benda tumpul yang diduga dilakukan ibunya.
Berdasarkan keterangan Agus, suami dan keluarga yang lainnya, polisi menemukan fakta bahwa Husnul Hotimah ibu dari dua bocah malang itu sejak 2018 mengalami tanda-tanda depresi.
“Keterangan dari suami sejak tahun 2018, sang istri mengalami depresi, halusinasi kadang mendengar bisikan-bisikan tidak jelas, tanpa wujud atau gaib,” kata Kapolres Jember AKBP M Nurhidayat, Sabtu (17/6/2023).
Namun pelaku selama ini sudah mendapatkan perawatan medis. Sang suami dikabarkan rutin membawa istrinya berobat ke RSD Soebandi.
“Sudah dilakukan pemeriksaan dan pengobatan berjalan di RS (Soebandi) Jember dan ini sudah dikomunikasikan dengan perawat dari RSD,” jelas Nurhidayat.
Fakta lain yang diungkap polisi, ternyata pelaku telah beberapa kali menyakiti diri dan anaknya. Namun selalu bisa dicegah oleh suami maupun warga.
“Pelaku ini telah beberapa kali mencoba melakukan bunuh diri dan kekerasan terhadap anaknya namun dapat dicegah,” kata mantan Kapolres Jombang itu.
Ironisnya karena ketidakmampuan pembayaran BPJS Kesehatan, proses pengobatan pelaku terhenti sejak bulan Mei tahun ini. Sehingga diduga karena faktor pengobatan yang terhenti inilah membuat pelaku tidak terkontrol kejiwaannya sehingga kasus mengerikan ini terjadi.
“Pengobatan di psikiater ini terhenti sejak bulan Mei ini. Selama pengobatan (dari BPJS) ini merasa terbantu. Nah ini akan kami diskusikan dengan bupati (agar kasus serupa tidak terjadi lagi),” pungkasnya.
Sementara itu polisi juga menemukan barang bukti berupa tali tampar atau tali plastik jemuran yang dipergunakan pelaku mengakhiri hidupnya dan dua orang anaknya itu.(vin/ono)