Batu, SERU.co.id – Perkembangan wisata di kota Batu semakin pesat. Saat ini sudah ada puluhan objek wisata alam dan buatan tersebar di tiga kecamatan yang ada di kota Batu.
Diantara objek wisata tersebut ada yang berada di dalam kawasan Perhutani. Selain itu ada yang juga masuk dalam kawasan Taman Hutan rakyat (Tahura) Raden Soerjo di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Kasi Perencanaan Pengembangan dan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih sebatas melakukan pengembangan terkait dengan pemberdayaan masyarakat.
“Kita belum menggandeng investor besar, tapi tidak menutup kemungkinan kita selalu terbuka. Siapa tahu ke depannya ada,” serunya.
Devi, sapaannya mengungkapkan memang ada perbedaan antara pengembangan atau pembangunan wisata alam khususnya di kawasan konservasi. Bila dilihat dari jenis hutan pun berbeda antara hutan produksi dan hutan lindung. Masing-masing memiliki aturan yang harus ditaati.
“Selama itu berada di blok pemanfaatan dan juga bangunannya mengikuti ketentuan, termasuk aturan pendapatan yang masuk daerah dan jenis pembangunan dalam kawasan konservasi itu bisa memungkinkan untuk bekerja sama,” ungkapnya.
Wanita berjilbab itu mencontohkan, salah satu aturan bangunan yang boleh didirikan dalam kawasan konservasi adalah jenis bangunan yang tidak permanen. Infrastruktur yang dibuat pun tidak boleh terkesan modern. Sehingga tidak merubah wajah hutan itu sepenuhnya yang menimbulkan kesan menjadi wisata buatan.
“Salah satunya juga ramah lingkungan, seperti itu,” pungkasnya. (dik/mzm)