Malang, SERU.co.id – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu RI, Luky Alfirman, memotivasi generasi milenial, khususnya para mahasiswa agar memiliki softskill sebagai modal dalam berwirausaha atau berinvestasi. Pasalnya, selain keilmuan yang diperoleh di bangku kuliah, softskill juga menjadi penentu kesuksesan seseorang di masa depan, dengan menerapkan kombinasi hard skill dan soft skill yang dimiliki.
“Edukasi dan literasi keuangan itu perlu untuk mengetahui peluang dan resikonya. Namun, modal sukses lainnya yaitu soft skill. Salah satunya attitude, baik budaya kerja, dan lainnya, yang terbentuk dari keluarga, sekolah dan lingkungan. Ada yang belajar otodidak, namun ada yang berguru dari pengalaman mentor yang notabene orang-orang sukses,” ungkap Luky, saat memaparkan materi ‘Cerita #UangKita Untuk Profesi Masa Kini’ dalam Infest 2020, di KLX Express Malang, Kamis (5/3/2020) siang.
Dalam kesempatan tersebut, Luky memberikan tips dan trik investasi yang aman, agar mahasiswa jeli memilih jenis usaha yang tepat dan terhindar dari upaya penipuan dengan kemasan janji keuntungan lebih besar dari sewajarnya. “Investasi itu bisa untung atau rugi. Ada banyak pilihan bagaimana kita bijak memilah dan memilih. Maka kenali dengan baik profilnya, mekanismenya, dan jangan lupa resikonya. Misal peluang keuntungan 10 persen sebulan, itu jelas terlalu tinggi dan beresiko. Modus usaha tersebut pastinya tidak ada jaminan dari pemerintah,” imbuh Luky.
Alasan dipilihnya Kota Malang lantaran dikenal sebagai Kota Pendidikan, dimana ada ribuan mahasiswa dari 64 Perguruan Tinggi sebagai segmentasi potensial yang memiliki kreativitas tinggi, rasa ingin tahu yang tinggi, dan sebagian sudah memiliki income. “Generasi milenial kita dekati untuk diberikan edukasi dan literasi, sekaligus mengajak mereka agar berinvestasi yang tepat. Mereka mudah menangkap peluang dan menganalisa peluang yang ada. Harapannya bisa menjadi investor potensial,” beber Luky.
Dalam rangkaian kegiatan InFest 2020 (An Inclusive Festival by DJPPR) di Malang, tim DJPPR mengunjungi beberapa perguruan tinggi dan sekolah, di antaranya UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2, dan lainnya, selama 2 hari (Kamis-Jumat, 5-6/3/2020).
Salah satunya, mengunjungi Gedung Kuliah dan Laboratorium Program Studi Pendidikan Dokter dan Gedung Kuliah dan Laboratorium Prodi Farmasi dan Profesi Apoteker UIN Maulana Malik Ibrahim. Dimana gedung yang difungsikan sebagai ruang perkuliahan dan laboratorium praktek ini dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
“Kami di DJPPR sebagai pemilik instrumen SBSN, senantiasa terbuka bekerjasama dan koordinasi dengan seluruh pihak dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek SBSN ini. Kami pastikan bahwa seluruh jajaran Kementerian Keuangan dan juga rekan-rekan di Bappenas memiliki semangat yang sama dan komitmen yang kuat untuk secara bersama-sama mendorong kinerja dan kualitas pelaksanaan proyek SBSN ini,” tandasnya. (rhd)