Untuk itu, lanjut Sanusi, pemanfaatan lahan untuk menanam cabai dan pembudidayaan ikan air tawar ini bisa dilaksanakan dengan baik untuk sekalian menjaga kelestarian lingkungan.
“Kehadiran sumber pangan mandiri pada fasilitas umum maupun ruang-ruang pribadi ini, diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” seru HM Sanusi.
Orang nomer satu di jajaran Pemerintahan Kabupaten Malang itu mengatakan, cabai adalah salah satu komoditi yang berpengaruh pada inflasi di Kabupaten Malang juga Malang Raya pada umumnya. Serta didukung dengan pertimbangan kondisi dataran dan tanah pada lokasi tersebut cocok untuk ditanami cabai.
Menurut Sanusi, di Kabupaten Malang sendiri terdapat dua komoditas perikanan unggulan, yakni ikan air tawar dan ikan laut. Dimana pada komoditas air tawar, total produksi budidaya di Kabupaten Malang mencapai 10.397,04 ton.
Dengan rincian, produksi ikan didominasi oleh jenis ikan lele dan nila dengan kapasitas produksi pada tahun 2022 yakni sebesar 5.758,46 ton untuk ikan lele dan 4.598,98 ton untuk komoditas nila.
Baca juga : Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Rawit Tembus Rp55 Ribu per Kilogram
Sanusi menambahkan, pihaknya akan terus berupaya untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam mencegah dan mengendalikan dampak inflasi di Kabupaten Malang. Seperti halnya, dengan sinergi dan inovasi menjaga stabilisasi harga dan mewujudkan ketahanan pangan.(wul/ono)