Sutiaji: Minggu Ini Harus Ada Punishment!

Malang, SERU.co.id – Tak puas hanya menerima informasi, Walikota Malang Sutiaji kembali turun menjenguk MS, pelajar korban perundungan, di RS Lavalette Malang, Rabu (5/2/2020) sore. Usai dilakukan ‘amputasi’ jari tengah MS pada Selasa (4/2/2020) malam, demi keselamatan dan kesehatan MS.

Meski dinilai terlambat lantaran kesalahan informasi yang diterima, selain usai menjalani ibadah umroh dan kesibukan kenegaraan, namun Sutiaji berusaha memberikan yang terbaik bagi perkembangan korban. Serta berjanji menegakkan keadilan bagi pihak yang dinilai bersalah.

Bacaan Lainnya

“Pertama, saya menyampaikan penyesalan atas kejadian ini. Amat saya sesalkan, kenapa itu terjadi di lembaga pendidikan kami. Sehingga ini cambuk bagi semua. Khususnya dunia pendidikan untuk melakukan upaya bahwa pendidikan itu adalah tempat yang bagus. Dan anak belajar disana adalah tanggungjawab lembaga,” ungkap Sutiaji, sembari sesenggukan tak kuat menahan kesedihannya.

Kali kedua dirinya menemui keluarga dan korban, namun dirinya berupaya terus memikirkan kondisi MS. “Saya dua kali kan berkunjung kesini. Saya masih belum ada titik. Masih mencari dan menemukan bagaimana mengembalikan psikologis anak. Mungkin sakitnya luka bisa sembuh. Namun traumanya ini jadi PR kami dan kita semua,” imbuh Sutiaji, didampingi istri Widayati Sutiaji dan Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Dr Leonardus Harapantua Simarmata Permata S Sos SIK MH,

Baca Juga : Sudahi Perundungan Pelajar, Walikota Kumpulkan Kepsek, Keluarkan Opsi Sanksi

Atas alasan itu pula, dirinya sempat melarang awak media ikut serta dan mengambil gambar. “Alasan saya membatasi teman-teman media ke sana, karena khawatir ini berdampak pada penyembuhannya,” seru Sutiaji.

Terkait keadilan dan punishment, Sutiaji menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. “Saya minta ke Kapolresta untuk ditindak seadil mungkin. Karena SOP nya beliau, saya tidak punya kompeten. Siapapun yang bersalah harus mendapatkan pelajaran dan tindakan,” tegas pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.

Menurutnya, kejadian ini dinilai telah mencoreng dunia pendidikan di Kota Malang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan dan Kota Ramah Anak. Sehingga tak hanya Malang, namun secara umum dunia pendidikan di Indonesia. “Siapapun yang berbuat kekerasan tolong untuk dilakukan peradilan. Sehingga titik permasalahan secara hukum sudah jelas,” serunya.

Sutiaji mendorong agar dalam minggu ini sudah ada punishment yang diberikan kepada pihak yang patut dinilai bersalah. “Dalam minggu ini sudah harus ada punishment pada semuanya. Kepala sekolah, Wakasek, guru, dan yang ada di dalamnya. Ini bentuk keteledoran dari lembaga kita, karena kejadiannya diketahui cukup lebih relatif agak panjang. Ini amat sangat disayangkan,” tandas Sutiaji. (rhd)

Pos terkait