Wujud WBBM, Menkumham Resmikan SAE dan Bike Park Lapas Ngajum

Menkumham Yasonna H Laoly meresmikan SAE dan Bike Park L'SIMA Ngajum. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Menkumham Yasonna H Laoly meresmikan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) dan Bike Park Lapas Kelas I Malang (L’SIMA), di Jalan Kamboja, Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Rabu (16/9/2020).

Yasonna memberikan apresiasi atas inovasi-inovasi yang terus dilakukan oleh L’SIMA dalam mewujudkan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Usai sistem digitalisasi layanan, pendirian Museum Pendjara Lowok Waroe, dan inovasi lainnya, kali ini L’SIMA melaunching SAE dan Bike Park. Harapannya, inovasi ini menjadi pionir bagi Lapas lainnya di Indonesia.

Bersama para penerima penghargaan dan sertifikat. (rhd)

“SAE bisa menjadi media/sarana alternatif pemidanaan. Bukan pembinasaan, namun pembinaan. Sehingga tidak melulu berujung pada pemenjaraan. Kami akan memberikan kesempatan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk bisa mengikuti program asimilasi maupun pelatihan kerja produktif,” ungkap Menkumham Yasonna H Laoly,

Yasonna melihat potensi WBP sangat besar melalui produktifitas dalam berbagai macam produk bernilai ekonomis. Bahkan pembangunan SAE ini merupakan hasil karya WBP yang dibangun sejak Februari 2020 di atas lahan 20 hektar. Sementara Bike Park merupakan sinergi dengan masyarakat setempat.

“Saya berpesan kepada seluruh WBP di Indonesia untuk membuktikan diri kepada dunia melalui karya dan kontribusi kepada bangsa dan negara. Mereka melakukan kesalahan dan mereka membayarnya, maka kita juga wajib mendukung mereka,” imbuhnya.

Beragam pelatihan yang diberikan di SAE L’SIMA Ngajum, di antaranya pelatihan konstruksi pembuatan gapura, kolam, kandang ayam, sapi dan kuda, pelatihan bangunan mushola dan toilet,  pemavingan, pelatihan perkayuan, bangunan seni ukir pak tani bertato, seni lukis 3 dimensi, pelatihan pertanian dan perkebunan, pertamanan dan peternakan.

Sementara itu, Kalapas L’SIMA Anak Agung Gede Krisna, menyebut, pembangunan ini menjadi inovasi untuk meraih predikat WBBM dari KemenPAN-RB. Tahun lalu, L’SIMA sudah ditetapkan sebagai satker berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Tahun ini jajarannya berkomitmen meraih predikat prestisius dengan inovasi di bidang pembinaan narapidana.

Penyebaran bibit ikan di kolam perikanan SAE. (rhd)

“Kenapa kami memilih SAE daripada Lapas Terbuka? Karena tanggungjawab pengelolaan tetap berada di bawah kami. Sehingga lebih jelas masa depannya untuk persoalan WBP dan PNBP yang didapatkan,” urai Agung, sapaan akrabnya.

Dalam pembangunan SAE L’SIMA ini, pihaknya mengoptimalkan alokasi anggaran di bidang pembinaan, dengan mengoptimalkan output dari pembinaan yang dilakukan L’SIMA. Artinya, WBP diberi keahlian dalam menunjang proses pembangunan dan pengembangan SAE. Sehingga anggaran pembinaan yang ada bisa optimal.

“Ini semua adalah hasil karya WBP, mulai dari gapura, aula, pemavingan jalan, kolam hingga jalur sepeda. Sehingga selain WBP memiliki keahlian, nantinya pemanfaatan area digulirkan untuk operasional WBP kembali. Baik yang disini maupun yang di Lowokwaru. Sehingga negara untung dengan besarnya aset yang dimilikinya,” beber Agung.

Berfoto bersama di ikon SAE L’SIMA petani bertato. (rhd)

Untuk itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan KPKNL untuk melakukan taksiran ulang nilai aset yang ada di SAE L’SIMA. Mengingat, terjadi perubahan yang signifikan. Dari lahan non produktif menjadi memiliki aset yang cukup banyak.

Peresmian tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Dirjen Pemasyarakatan Reynhard Silitonga, Kakanwil Kemenkumham Jatim Krismono, Bupati Malang Sanusi, dan beberapa Pimti Madya dan Pratama Pemasyarakatan.

Peresmian L’SIMA Bike Park. (rhd)

Dalam kesempatan itu, Bupati Malang Sanusi mengapresiasi Kalapas Malang Anak Agung Gede Krisna, sebagai pelopor pembangunan wisata berbasis edukasi. Hal yang sama juga dilakukan Menkumham Yasonna H Laoly yang memberikan apresiasi kepada Pemkab Malang atas partisipasi dan dukungannya dalam pembangunan SAE L’SIMA.

Selain itu, Dirjen Pemasyarakatan Reynhard Silitonga juga memberikan sertifikat pelatihan kepada perwakilan WBP peserta pelatihan. Sertifikat ini diharapkan menjadi bekal bagi warga binaan ketika bebas nanti. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *