Walikota Malang Sesalkan Kasus Bullying Pelajar di Kota Malang

Walikota Malang meminta keterangan dari pihak SMPN 16. (ist)

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Walikota Malang, H. Sutiaji sangat menyayangkan terjadinya kasus bullying di Kota Malang. Ia beranggapan bahwa hal tersebut akan mencoreng dunia pendidikan di Kota Malang. Merespon hal ini, Walikota Sutiaji mendatangi pihak sekolah untuk mengklarifikasi kejadian pastinya, Senin (3/2/2020)

Didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Zubaedah dan Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Ahmad Wanedi, jajaran petinggi mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah dan beberapa guru setempat diminta untuk memberikan keterangan.

“Pihak-pihak terkait dari kepala sekolah dan para wakaseknya, konselor, guru agama saya kumpulkan. Saya mintai informasi secara rinci yang telah dilakukan. Tentu sesuai dengan laporan-laporan yang diperoleh, ketika melakukan penggalian informasi itu,” ujar Sutiaji.

Ia menambahkan bahwa dari laporan dan klarifikasi oleh pihak sekolah, Walikota Sutiaji menginstruksikan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang dapat memberikan fasilitasi berupa pendampingan secara psikologis kepada korban dan pendampingan secara hukum bagi anak-anak yang diduga melakukan bullying, karena mereka masih di usia sekolah.

Mengunjungi korban bullying yang dirawat di RS Lavallette. (rhd)

“Saya juga telah menginstruksikan Kepala Sekolah untuk segera mengumpulkan wali murid dalam rangka memberikan pembinaan secara intensif, agar anak-anak tidak guyon yang kebablasan seperti kali ini,” tegas Sutiaji.

Sedangkan terkait dengan proses penyembuhan siswa tersebut, politisi Demokrat ini masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit yang merawat korban yakni di RS Lavallette. Karena kondisi korban saat ini memang mengalami luka dibagian tubuh lainnya, dan lebam-lebam cukup parah dibagian kaki, punggung belakang dan tangan.

“Saya percayakan proses pemulihan korban pada pihak Rumah Sakit, baik dari sisi kesehatan fisiknya maupun kesehatannya secara psikologis. Namun Pemkot Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tetap akan memantau kondisinya,” tandas Sutiaji. (hms/rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *