Viral Sesajen Ditendang, Dosen UB Sebut Bukan Dakwah Wali Songo

Dosen Ilmu Komunikasi UB jelaskan pendapatnya soal video viral sesajen ditendang. (ist) - Viral Sesajen Ditendang, Dosen UB Sebut Bukan Dakwah Wali Songo
Dosen Ilmu Komunikasi UB jelaskan pendapatnya soal video viral sesajen ditendang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Video viral sosok laki-laki menendang sesajen di lokasi bencana Gunung Semeru menjadi perhatian semua pihak. Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, menanggapi hal tersebut tidak sejalan dengan ajaran dakwah Wali Songo yang mengislamkan masyarakat Tanah Jawa.

Pendekatan komunikasi dakwah Wali Songo mengedepankan toleransi dengan sedikit-sedikit memasukkan ajaran Islam secara perlahan. Tidak langsung mengeksekusi dengan cara kasar.

Bacaan Lainnya

“Dari sinilah kita kemudian memahami mengapa dakwah Wali Songo lebih mengedepankan sikap toleransi atas keberagaman keyakinan masyarakat Jawa saat itu,” seru Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Akhmad Muwafik Saleh SSos MSi.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan dalam video tersebut terlalu berlebihan. Bisa membuat disintegrasi bagi keberagaman umat di daerah bencana Gunung Semeru.

“Dia (Wali Songo) juga tidak melakukan akrobasi tendangan sesajen seperti yang viral saat ini,” jelas pria yang juga pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir Al-Afkar ini.

Lebih lanjut, dikatakan Muwafik, jika dulu Wali Songo juga membuang sesajen yang sudah menjadi kebiasaan atau budaya saat itu. Maka otomatis yang muncul adalah penolakan terhadap agama Islam, dan Islam sulit berkembang seperti sekarang ini.

“Kalau seperti itu pasti ada resistensi dari masyarakat tidak hanya pada keberadaan para pendakwah tersebut, bahkan terhadap agama Islam,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, ketika ada kelompok masyarakat yang melakukan tindakan sosial yang dianggap menyalahi syariat Islam. Maka hal itu adalah bagian dari sebuah proses budaya dan pemahaman nilai Islam yang belum final.

Selanjutnya, disisi lain peran dakwah perlu dilakukan. Tidak bisa petentang petenteng dalam melakukan dakwah Islam dengan mudah menyalahkan orang lain. Terlebih sampai membid’ahkan pemahaman yang berbeda bahkan mengkafirkan setiap yang berseberangan.

Karena itulah, pria yang sedang menyelesaikan program doktoral di UB ini meminta seorang dai agar dapat memperoleh penerimaan atas komunikasi dakwah yang dilakukannya.

“Karena sikap bijak dalam berdakwah tentu harus lebih diutamakan daripada semata menyampaikan pesan dakwah itu sendiri,” tutup Muwafik.

Seperti sebelumnya, beberapa hari terakhir viral di sosial media sesajen yang ditendang oleh seseorang di lokasi bencana Gunung Semeru. Akibat kejadian tersebut, polisi pun mencari pelaku penendang sesajen tersebut. Diketahui dia adalah warga Lombok Timur yang pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *