Utamakan Adab Sebelum Ilmu

KH A Muwafik Saleh, SSos, MSi. (ist) - Utamakan Adab Sebelum Ilmu
KH A Muwafik Saleh, SSos, MSi. (ist)

Malang, SERU.co.id – Ilmu pengetahuan generasi muda harus didasari dengan adab (attitude) yang baik, dan adab harus didahulukan dibanding ilmu pengetahuan. Karena adab itu merupakan tempat (wadah) dari ilmu tersebut. Tanpa tempat yang baik, ilmu pengetahuan tidak berguna, bahkan bisa merugikan.

Pengasuh Pesantren Mahasiswa Tanwir Al-Afkar,  KH A Muwafik Saleh, SSos, MSi mengatakan, bagi setiap pembelajar, termasuk mahasiswa, menyiapkan wadah berupa adab itu harus didahulukan sebelum meraih ilmu. Pasalnya, kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan tiga komponen, yakni adab (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill).

Bacaan Lainnya

“Pengetahuan dan keterampilan diraih melalui proses belajar dan pelatihan. Sedang adab diperoleh melalui proses interaksi dengan lingkungan, sehingga hasilnya bisa positif atau negatif,” seru Muwafik, dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MB) FISIP-UB.

Menurut kandidat doktor sosiologi ini, ketika seseorang bersikap jujur, amanah, rendah hati, sopan, tentu bernilai positif. Tetapi jika suka berbohong, sombong, khianat, tidak amanah tentu bernilai negatif.

“Jadi skala attitude mungkin negatif hingga positif,” ucap Dosen Komunikasi FISIP UB ini, dihadapan 1.242 mahasiswa baru yang mengikuti PK2MB secara daring.

Muwafik menjabarkan, rumusan kualitas SDM merupakan perkalian dari attitude dengan nilai min hingga plus. Knowledge berskala nol hingga 100 dan skill juga berskala nol hingga 100.

“Jadi meskipun lulusan S-1 itu misal skalanya 70, dan keterampilan 80, tetapi adab (attitude atau etika) suka berbohong atau sombong nilainya min 1,” urainya mantan Wadek III FISIP-UB.

Dengan rumus itu, lanjut Muwafik, berarti nilai lulusan tersebut akan menjadi minus pula. Semakin kurang baik adabnya, akan semakin tinggi nilai negatifnya.

“Artinya, nilai adab atau akhlaq menjadi penentu kualitas dan nilai tambah atas keilmuan seseorang,” beber Gus Muwafik, sapaan akrabnya.

Di akhir kegiatan, Muwafik berpesan, hanya orang terhormat yang dapat menghormati orang lain. Dan hanya orang mulia yang dapat memuliakan orang lain. (rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *