Tips Pameran Virtual, Berikut Yang Harus Diperhatikan

Dias Prabu, seniman Jogja asli Malang. (ws1) - Tips Pameran Virtual, Berikut Yang Harus Diperhatikan
Dias Prabu, seniman Jogja asli Malang. (ws1)

Malang, SERU.co.id – Pandemi membuat seniman mengalami pasang surut menggelar sebuah pameran karya. Tren kekinian, meski hanya melalui sosial media, sudah dinamakan memamerkan karya. Maka setting virtual bisa dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal.

Seniman Jogjakarta asli Malang, Dias Prabu mengatakan, dalam dunia seni virtual dituntut untuk lebih peka terhadap kejadian saat ini. Karena dalam kondisi seperti ini banyak berproses, dalam artian segala karya yang sudah diciptakan untuk momen saat ini.

Bacaan Lainnya

“Jangan lupa untuk peka terhadap sosial media. Jika ada kompetisi berhubungan dengan online, maka ikuti,” seru Dias Prabu, ditemui di Dewan Kesenian Malang.

Karya yang sudah diciptakan, menurutnya, bisa dikumpulkan menjadi satu. Belajar dari media-media lain yang sudah diciptakan orang lain untuk membandingkan karya sendiri. Sehingga karya tersebut akan terpilih dan terpilah, mana yang cocok untuk dipamerkan.

“Misalnya kita sudah mengumpulkan 20 karya, mungkin saja bisa menyortir jadi 10 karya. Karena ada masukan dan sebagainya, layak dipamerkan. Kamu juga bisa langsung buat pameran virtual sendiri,” papar Dias, sapaan akrabnya.

Terkait koneksi, Dias Prabu menuturkan, dalam kondisi serba virtual ini jangan pernah putus untuk berkoneksi dengan yang lain. Koneksi antara sesama seniman, antara seniman dengan pekerja seni lainnya, atau seniman dengan orang bukan pekerja seni.

“Disisi lain, kita tahu ilmu bisa didapat satu bidang, tetapi bisa satu bidang lainnya. Itu penting, apalagi saat ini kita tidak bisa bersentuhan seperti itu,” ungkap seniman yang sudah menetap di Jogja ini.

Pengunjung sedang melihat karya di N Battle Ground Art Exhibition. (ws1) - Tips Pameran Virtual, Berikut Yang Harus Diperhatikan
Pengunjung sedang melihat karya di N Battle Ground Art Exhibition. (ws1)

Lebih lanjut, dalam menghadapi dunia virtual, harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan sebagainya. Dengan sosial media mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Acapkali lalai dengan orang yang terdekat di sekitar para seniman untuk tetap belajar.

“Kalau kita sudah dari awal attitudenya kurang baik, kedepannya pasti tidak baik. Itu kunci menurut saya,” paparnya.

Karya Dias Prabu, salah satunya adalah gambar yang tertuang dalam kain. Konsep dalam karyanya terinspirasi dari kalender yang menempel di tembok. Memasukkan semacam doa harian, sebagai doa penyemangat dan harapan. Agar tetap semangat dalam tantangan, halangan dan sebagainya di era pandemi seperti ini.

“Semacam kaya kata-kata wisdom yang bisa kita buka tiap hari. Dengan penyemangat yang bisa kita suntikan dan bisa kita kerjakan,” serunya.

Selama hampir empat tahun, ia berproses bagaimana cara mewarna yang pas, cara mencanting. Apakah canting ini cocok dengan kain, semua proses yang harus dilewati. Intinya ketika tahu apa yang kita dapatkan ini, jangan pernah berhenti terus belajar. Apalagi perupa-perupa muda, dan ia merasa masih muda karena masih berusia 30 tahun.

“Kita masih punya semangat muda jangan kendor, jangan berhenti. Apapun kejadiannya, saat pandemi ini hanya beberapa aturan-aturan saja yang harus kita patuhi. Dalam berkarya tetap harus bersemangat,” pungkasnya kepada SERU.co.id. (ws1/rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *