Tips Berbuka dan Sahur Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Berat

Ilustrasi menu berbuka dengan takjil. (ist) - Tips Berbuka dan Sahur Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Berat
Ilustrasi menu berbuka dengan takjil. (ist)

Malang, SERU.co.id – Seringkali ketidaktahuan kita dalam gaya hidup selama bulan puasa Ramadan, justru menimbulkan keluhan kesehatan. Cara berbuka, sahur, dan makan-makanan harus diperhatikan, agar ibadah tidak hanya bernilai ibadah, namun juga menyehatkan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang bertugas di RS Lavallete, dr Syifa Mustika SpPD KGEH mengatakan, saat menjelang berbuka biasanya kebanyakan orang ingin makan sembarang yang enak-enak. Bercampurnya makanan, membuat gangguan pencernaan tidak dapat dihindari.

Bacaan Lainnya

“Kita tidak bisa mengontrol hawa nafsu dan emosi dalam memilih makanan. Karena puasa seharian, membuat perut kita kaget. Selama 13 jam lebih puasa, kemudian dipaksa mencerna makanan akan menimbulkan keluhan,” beber dr Syifa, Minggu (18/4/2021).

Dirinya menyarankan seperti apa yang di sunnahkan Rasulullah SAW. Berbuka puasa dengan air putih dan kurma 3 biji sudah cukup.

“Ibaratnya memanasi mesin, perut kosong dipanasi dulu dengan sesuatu yang manis. Itu juga satu hal yang paling penting pada saat buka puasa,” seru dr Syifa, sapaan akrabnya.

dr Syifa Mustika SpPD-KGEH. (ist) - Tips Berbuka dan Sahur Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Berat
dr Syifa Mustika SpPD-KGEH. (ist)

Pihaknya mengungkapkan, hal tersebut sebagai cara untuk merangsang energi dengan sesuatu yang manis. Pasalnya, suatu yang manis itu mengandung kadar glukosa yang tinggi.

“Kalau bahasa kedokterannya glukosa ya kadar gula itu yang simple-simple. Kurma itu sudah cukup, jadi tidak berat. Kita tidak menganjurkan berbuka makan nasi dulu, ini terlalu berat,” terang alumni Kedokteran Universitas Brawijaya ini.

Lebih lanjut, dr Syifa memperbolehkan dengan meminum es, namun sekadarnya saja. Budaya pasar takjil di Indonesia ini cukup baik dalam memenuhi makanan ringan pembuka. Karena lambung sangat sensitif, misalnya merangsang dengan makanan yang terlalu pedas.

“Yang tidak boleh itu, terlalu merangsang seperti pedas, kecut, asem harus dihindari,” tegasnya.

Sementara di waktu sahur, dr Syifa mengingatkan, setelah sahur tidak disarankan untuk langsung tidur. Makanan setelah masuk ke lambung akan dicerna. Kalau sedang dicerna, sangat tidak baik jika posisi badan langsung tidur.

Ketika makanan dilambung dan digunakan tidur, perut akan merasa tidak nyaman. Seperti makanan akan kembali balik ke atas. Belum lagi efek setelah tidur, bangun tidur akan terasa berbeda dari biasanya.

“Itu justru memicu kondisi-kondisi seperti tidak nyaman di perut, sebah, perih. Kedua, juga memperlambat metabolisme. Artinya aliran darah ke seluruh tubuh jadi terlambat, terganggu. Makanya tidak disarankan,” terangnya.

Menurutnya, cara paling aman selepas sahur sambil menunggu subuh. Bisa duduk-dukuk, atau mengaji sampai subuh. Paling tidak, tenggat waktu satu jam setelah sahur. Setelah itu, jika ingin tidur tidak masalah.

“Jangan setelah sahur langsung kembali tidur, itu tidak bagus,” ungkapnya.

Terkait makanan, menurutnya saat sahur harus pintar-pintar memilih makanan yang tidak memberatkan kerja usus. Hindari makan-makanan yang bersantan, gorengan, dan pedas.

“Sebaiknya saat sahur kalaupun makan nasi atau mungkin yang berkuah, tidak terlalu banyak. Cukup kering saja dengan menambah air putih untuk persediaan cairan untuk tubuh selama berpuasa,” sarannya.

Pasalnya, akan mengganggu pencernaan, dan membuat kita merasa haus. Tenggorokan terasa kering, padahal masih baru beberapa jam puasa. (ws1/rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *