Batu, SERU.co.id – Saat ini wabah penyakit yang dikenal dengan PMK atau penyakit mulut dan kuku dikabarkan mulai mengganas di sejumlah daerah. Di Kota Batu, PMK mulai terkonfirmasi sejak tanggal 6 Mei. Awalnya dilaporkan sebanyak 33 sapi yang diduga terjangkit penyakit tersebut. Laporan tersebut diambil dari dari Desa Sumbergondo yang memiliki total 447 hewan ternak perah dan potong di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, Sugeng Pramono mengaku mendapatkan laporan tersebut dari Desa Sumbergondo. Beberapa peternak melaporkan sapinya terindikasi penyakit PMK. DPKP langsung melakukan pengecekan lapangan.
“Awalnya ada 15 hewan ternak yang terindikasi, bertambah jadi 25 dan sekarang menjadi 33 hewan ternak yang terindikasi dan diduga terkena PMK,” seru Sugeng.
Laporan tersebut, akhirnya diteruskan ke Dinas terkait yang ada si Provinsi dan diteruskan kembali kepada pemerintah pusat. Tidak adanya laboratorium, menjadi kendala pengecekan di tingkat lokal. Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates langsung mengambil sampel 3-6 sapi yang ada di Sumber Gondo.
“Saat mendapatkan laporan, kami juga sudah melakukan mitigasi awal untuk menekan angka penularan. Karena, wabah PMK ini juga ditularkan melalui udara dengan penularan yang masif,” cetusnya.
Lebih detail dijelaskan, langkah-langkah yang diambil oleh pihaknya adalah menyemprotkan desinfektan pada seluruh area kandang yang diduga terkontaminasi PMK. Lalu ditindaklanjuti dengan pemberian vitamin dan antibiotik pada hewan-hewan ternak tersebut. DPKP juga melakukan sosialisasi pada seluruh peternak agar tidak melakukan jual beli hewan, dan untuk sementara tidak melakukan pengiriman hewan ternak ke luar daerah, maupun mendatangkannya dari daerah lain.
“Kami membuat satgas PMK di Sumbergondo karena memang masih di sana yang terkonfirmasi. Untuk Juklak Juknis Satgas ini, kami masih menunggu pemerintah pusat,” imbuhnya.
Penyakit mulut dan kuku, menyerang hewan ternak seperti Sapi, Domba, Kerbau, Babi, rusa dan lainnya. Masyarakat diharapkan mengetahui gejala awal PMK pada hewan. Yakni demam tinggi, mulut, gusi, moncong, kuku hingga payudara hewan terlihat melepuh dan terluka.
“Luka-luka itu yang menyebabkan produksi kelenjar ludah tinggi. Sehingga hewan yang tekonfirmasi PMK akan terus menerus meneteskan air liur yang berlebih,” pungkasnya.
Munir, salah seorang peternak Sapi di Desa Oro-oro Ombo mengaku cukup waspada terhadap ancaman penyakit yang bisa sewaktu-waktu mengenai hewan ternaknya. Mengantisipasi hal itu dirinya ekatra melakukan pembersihan terhadap kandang.
“Kebersihan kandang menjadi hal yang utama. Saat ini setiap pagi, semua anggota karang taruna yang terlibat dalam wisata melakukan pembersihan kandang di pagi hari,” pungkasnya. (dik/mzm)
Baca juga:
- DPRD Kota Malang Inisiasi Perda Ekonomi Kreatif, Dukung Pelaku Ekraf dan MCC
- Pemuda Asal Banten Ini Saksikan Temannya Meregang Nyawa Usai Tersambar KA di Jember
- Koramil Blimbing Bersama Warga Karya Bakti Bersihkan TPU Gang Makam
- Aparat Gabungan Kota Batu Tertibkan PKL dan Tempat Hiburan yang Nekat Buka Ramadan
- Babinsa Koramil Blimbing Amankan Ibadah Jumat Agung Paskah 2024