Sutiaji Apresiasi Spirit Sahabat Disabilitas

Walikota Malang Sutiaji, berdialog dengan penyandang disabilitas. (ist)

• Peringatan HKSN 2019 Jatim

Jombang, SERU – Puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Provinsi Jawa Timur dipusatkan di Alun Alun Kabupaten Jombang, Sabtu (14/12/2019), dihadiri secara langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan beberapa Kepala Daerah di Jawa Timur. Salah satunya, Walikota Malang Sutiaji beserta Ketua Tim Penggerak PKK kota Malang Ny. Widayati Sutiaji.

Bacaan Lainnya

Kehadiran orang pertama di kota Malang ini pun,  kiranya juga disambut hangat peserta peringatan.  Secara khusus, Walikota Malang beserta istri menyapa serta berbincang akrab dengan komunitas disabilitas yang hadir.

“Setiap bertemu dengan saudara-saudara dari komunitas disabilitas, saya selalu ungkapkan, mereka (kelompok disabilitas, red) adalah insan-insan yang super. Karena dari mereka saya selalu belajar rasa syukur dan sumber inspirasi, bahwa Allah menciptakan makhluk dengan segenap kebesarannya pasti memiliki keunggulan,” ungkapnya

Hal itu dirasakan dan didapatkan secara langsung dari pengalaman masa kecilnya. Dimana seorang anak disabilitas yang tidak memiliki kedua belah tangan, ditantang oleh seseorang untuk mengambil uang yang diletakkan di meja. “Masya Allah, Allahu Akbar,  diantara fikiran dan pandangan orang-orang saat itu, yang mengesankan pemberi (tantangan) uang melakukan penghinaan, ternyata si anak disabilitas dengan kecerdasannya mampu mengambil uang tersebut,” ceritanya.

Bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (ist)

Pelajaran berharganya, jangan pernah menyepelehkan seseorang, jangan selalu memandang negatif seseorang dan jangan mudah merendahkan orang lain. “Karena Allah lebih tahu rahasia kebaikan dan kekuatan pada diri setiap insan. Karenanya, setiap bertemu dengan rekan-rekan disabilitas, saya merasa menyatu didalamnya dan terasa dekat sekali,” ungkap Sutiaji, usai bercengkerama dengan komunitas disabilitas.

Setidaknya ada 1.323 penyandang disabilitas di Kota Malang. Rinciannya, 779 orang dewasa dan 544 anak-anak. Dari jumlah penyandang disabilitas di usia produktif, masih sedikit yang sudah terjun ke dunia kerja. “Secara teknis memang belum terdata rigid, ada berapa persen yang sudah terakomodir dalam dunia kerja. Namun pada setiap kesempatan, hal itu yang sering mengemuka,” ujar Walikota

Hal ini menjadi salah satu ladang garapan dan perhatian Pemkot Malang. “Tantangan terbesar adalah mendorong kepada para pelaku usaha untuk memberikan ruang kesempatan kepada saudara disabilitas agar dapat terlibat dalam proses produksi dan kerja,” himbau penggemar olah raga bulu tangkis tersebut.

Ada beberapa faktor yang menjadi kendala bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh kesempatan kerja. Salah satunya, terkait kurangnya informasi perusahaan atau instansi mana yang membuka lowongan. Selain itu, masih ada penyandang disabilitas yang tidak percaya diri mengembangkan bakat/minat untuk mengikuti pelatihan keterampilan.

Untuk itu program-program pendampingan dan pelatihan kepada disabilitas terus didorong untuk dikuatkan. Pemkot Malang melalui Dinsos Kota Malang, di tahun 2019 juga telah memberikan pelatihan kepada para penyandang disabilitas, bekerjasama dengan komunitas peduli disabilitas, dan menggelar Festival Vokasi #TemanDisabilitas.

Dalam even tersebut, penyandang disabiltas dilatih kemampuan atau soft skill, agar mereka dapat bersaing menghadapi dunia kerja.  Sebab berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), hanya 25 persen penyandang disabilitas di Indonesia yang bekerja. Baik di sektor formal maupun informal.

“Dalam kaitan hal itu, saya minta kepada Perangkat Daerah teknis untuk langkah awal, dilakukan pemetaan terkait minat dan bakat yang dimiliki penyandang disabilitas di Malang. Setelah itu, jenis pelatihan yang diberikan sesuai dengan mapping kemampuan dan minat tersebut,” tandasnya. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *