Sosialisasi EJSC dan MJC, Wagub Maksimalkan Potensi Industri Kreatif Kota Malang

Sosialisasi dihadapan ratusan siswa dan guru SMK Malang Raya, serta mahasiswa dan pelaku industri kreatif

Kota Malang, SERU – Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr H Emil Elestianto Dardak, MSc, mengatakan, start-up dan industri kreatif Kota Malang lebih unggul dari kota lainnya di Jawa Timur, bahkan Indonesia.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data Kominfo, di Jawa Timur ada 113 start-up, atau 11,39 persen dari seluruh Indonesia dengan dominasi Kota Malang. Sementara, ada 600 lebih komunitas kreatif di Kota Malang berpotensi menggaet generesi millenial. Salah satunya, melalui Program East Java Super Corridor (EJSC) dan Millenial Job Center (MJC) yang digagas Pemprov Jatim.

Wagub Emil Dardak mensosialisasikan EJSC dan MJC. (rhd)

“Potensi Kota Malang menjadi trendsetter dalam pengembangan MJC yang bertumpu pada ekonomi digital dan kreatif. Ketika kiblat start-up Indonesia di Kota Malang, maka pengembangan MJC ini kompatibel dengan menggandeng Kota Malang untuk Jawa Timur melalui EJSC,” seru Emil Dardak, saat mengisi Sosialisasi Millenial Job Centre (MJC) yang digelar di Kantor Bakorwil Malang, Senin (2/12/2019) sore.

Mantan Bupati Trenggalek periode 17 Februari 2016 hingga 12 Februari 2019 ini, mengapresiasi inisiatif Walikota Sutiaji untuk membangun Malang Creatif Center sebagai pusat kolaborasi bagi pelaku industri kreatif dan barometer untuk menciptakan talenta yang memungkinkan dalam meningkatkan industrinya masing-masing.

“Targetnya bukan saja untuk Kota Malang namun juga untuk kota-kota lainnya di Indonesia. Karena ini adalah program pemerintah pusat. Merujuk data Kominfo, Presiden Jokowi berpesan, untuk start-up dan industri kreatif serahkan pada Kota Malang,” tegas peraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun.

Emil Dardak mengatakan, peningkatan ekonomi kreatif di Kota Malang berkembang pesat, dan menjadi unggulan se-Jawa Timur. Meski begitu, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) akan terus berkembang dengan memanfaatkan potensi SDM dari Jawa Timur dan Indonesia.

“Generasi millenial masih resah dalam mendapatkan pekerjaan. Sementara problem utama start-up di Indonesia, adalah modal sebesar 38,82 persen, selain SDM 29,14 persen, fasilitas 15 persen, regulasi dan undang-undang 8,82 persen, dan market 7,95 persen,” beber mantan Media Analysis Consultant di Ogilvy ini.

Animo para peserta siswa dan guru SMK Malang Raya, serta mahasiswa dan pelaku industri kreatif. (rhd)

Menurutnya, ada 4 pilar strategi Jatim Go 4.0 yang bisa dikembangkan sebagai solusi dan keselarasan MJC dan EJSC, yaitu talent pool, venture capital, UKM Go Digital, dan ekosistem fisik. “Modal dipakai untuk SDM dan start up padat karya yang diperuntukkan bagi tenaga-tenaga terampil dan tenaga pendidik. Dengan menyelesaikan masalah SDM, maka keduanya tertangani,” jelas mantan World Bank Officer di Jakarta ini.

Melalui kolaborasi investor dengan beberapa venture capital utama di Asia, termasuk melalui Asosiasi seperti JCI East Java. Dapat mendorong pelaku bisnis di Jatim dan dunia untuk memanfaatkan start up teknologi dalam meningkatkan daya saing. Tentunya di bidang industri riil dengan memberikan kesempatan dan manfaat UMKM di Jawa Timur. Terlebih, Jatim terpilih sebagai salah satu lokus Kemenperin untuk Making Indonesia 4.0 Startup4Industry.

“Intinya siapa pemanfaat teknologi informasi, pemanfaat jasa-jasa ekonomi kreatif itu? UKM-UMKM perlu memanfaatkan itu. Pengusaha kuliner, kripik, dan lainnya, kita ajari bagaimana belajar digital marketing dan sosial media. Kita peracayakan manajemen digital marketing sama spesialis, talentanya top, sehingga bisnis konsisten,” papar pria kelahiran Jakarta, 20 Mei 1984 ini.

Terkait ekosistem fisik, Pemprov Jatim telah mendorong lokasi cluster industri digital, di antaranya koridor 4.0 Surabaya-Malang, KEK Singhasari, East Java Super Coridor (EJSC) di 5 Bakorwil. “Karena manusia itu nggak bisa pakai angan-angan. Maka ruang kreatif itu harus ada. Nggak bisa dikatakan ayo taruh di mana saja bisa kreatif. Ini yang kita dorong untuk itu,” tandas suami Arumi Bachsin, ayah dari Lakeisha Ariestia Dardak, dan Alkeinan Mahsyir Putro Dardak.

Walikota Malang Sutiaji memaparkan industri kreatif di Kota Malang. (rhd)

“Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat menitipkan banyak pesan pada saya agar dapat mengembangkan ekonomi kreatif yang saat ini geliatnya telah berkembang pesat di Kota Malang. Potensi ini menjadi perhatian dari pemerintah pusat karena harapan besar diletakkan di Kota Malang,” ungkap Sutiaji.

Sutiaji berpesan, agar komunitas kreatif Kota Malang dapat memanfaatkan peluang kesempatan dan fasilitas, termasuk keberadaan MCC yang akan dibangun. Sebagai wujud dukungan dan support Pemkot Malang terhadap tumbuh kembangnya industri ekonomi kreatif. “Jangan sampai anggaran besar yang telah kita keluarkan tidak dimanfaatkan dengan baik,” tegas pria penghobi bulutangkis ini. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *