Songsong Porprov VII 2021, KONI Kota Malang Lakukan Evaluasi

Kota Malang, SERU – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang terus melakukan evaluasi terkait hasil yang diperoleh para atletnya di kancah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2019 lalu. Upaya ini sebagai persiapan menyongsong Porprov VII/2021 Jatim.

Meski diakui secara kuantitas terjadi peningkatan jumlah perolehan medali, namun secara pemeringkatan Porprov 2019 malah terjadi penurunan karena Kota Malang hanya mampu bertengger di peringkat ke-4. Dibanding gelaran Porprov V 2017 yang mampu menyuguhkan podium kedua.

Bacaan Lainnya

“Secara kuantitas, medali yang kita peroleh memang lebih banyak dibandingkan Porprov sebelumnya. Tapi secara pemeringkatan Porprov 2019, Kota Malang harus puas berada di peringkat ke 4, turun dua tingkat dibanding sebelumnya,” ungkap Ketua KONI Kota Malang, Edy Wahyono, dalam rapat anggota KONI Kota Malang, bertajuk “Merajut Kebersamaan Membangun Prestasi Menyongsong Porprov VII/2021 Jatim,” di Ubud Hotel, Rabu (15/1/2020).

Ketua KONI Kota Malang, Edy Wahyono, beberkan evaluasi. (rhd)

Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi KONI Kota Malang, dalam menyongsong Porprov 2021 mendatang. Menurutnya, pihaknya telah mengagendakan beberapa program sebagai upaya memperbaiki posisi pada Porprov mendatang. Salah satunya, rekrutmen atlet untuk mengikuti Pusat Latihan Cabang (Puslatcab).

“Kita akan segera lakukan pemusatan latihan. Jadi setiap Cabang Olahraga (Cabor) saya minta di awal bulan Januari ini sampai dengan bulan Maret paling lambat, harus sudah mempunyai atlet yang akan diproyeksikan untuk mengikuti Puslatcab hingga ikut Porprov VII 2021,” tegasnya.

Selain itu, upaya lain yang akan dilakukan KONI Malang, diantaranya Sport Science menggandeng Universitas Negeri Malang (UM), coaching clinic bagi pelatih untuk mengupdate program latihan para pelatih dan karakter building untuk para atlet, dan monitoring pengurus. “Monitoring pengurus KONI yang melekat di semua cabor kami lakukan mulai sekarang. Maka untuk keberlangsungan, dilakukan penggantian bagi anggota pengurus yang tidak aktif karena berbagai alasan,” serunya.

Terkait menurunnya anggaran dibanding tahun 2019, KONI Malang akan mengefisienkan anggaran dengan mengutamakan cabor-cabor berprestasi. Khususnya yang melakukan pembinaan dengan baik agar hasilnya lebih maksimal. “Tidak mungkin kami berikan dana pembinaan kepada cabor yang tidak membina. Jadi kita prioritaskan cabor yang benar-benar membina dan cabor-cabor unggulan. Parameternya, perolehan medali dari Porprov kemarin atau dari kejuaran-kejuaran yang diikuti pasca Porprov,” tegasnya.

Walikota, Ketua DPRD, Ketua KONI Jatim, bersama para peserta rakor. (rhd)

Sementara itu, Walikota Malang, Sutiaji, mengatakan maju tidaknya olahraga di Kota Malang bergantung pada KONI. Pun evaluasi Porprov lalu sebagai pemacu Porprov mendatang. “Memang tak mudah, karena pesaing kita juga memiliki potensi yang cukup besar. Seperti Surabaya yang jauh di atas kita dua kali lipat. Sarana prasarana, atlet, anggaran, kita kalah. Setidaknya ada upaya untuk mengejar. Bisa jadi 2-3 kali Porprov lagi kita bisa bersaing,” seru pria yang jago badminton ini.

Terkait pembinaan atlet usia dini, Sutiaji menghimbau agar berkoordinasi dengan Dispora dan Dindik. Pasalnya, Dindik telah memetakan para atlet sejak Penerimaan Peserta Didik Baru. “Tiap sekolah itu memiliki atlet yang dikelompokkan dari cabor tertentu. Maka KONI tak perlu memilah cabor dari sekolah mana saja. Cukup satu cabor di satu sekolah. Sehingga pemberlakuan dan kebijakan pembelajaran terkait pelatihan bisa di-manage. Yang perlu diingat, gunakan manajemen yang baik. Pilah mana atlet yang berkualitas, bukan like dislike. Sehingga penggunaan dananya tepat, hasilnya hebat,” terang Sutiaji.

Ditegaskan Sutiaji, dana diberikan bukan hanya untuk operasional KONI, tapi justru untuk cabor. Untuk itu, diharapkan pengurus KONI betul-betul untuk mengabdi, bukan untuk mencari uang. “Saya tegaskan, orang yang berada di KONI atau pengurus KONI jangan mencari hidup di KONI. Karena dana yang ada di KONI itu untuk membesarkan atlet,” tandasnya. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *