Sinergisitas dan Kolaborasi Hulu Hingga Hilir Demi Zero Stunting

Jajaran Forkopimda Kota Malang, dalam agenda sinergitas dan penguatan tim percepatan penurunan angka stunting. (ws5) - Sinergitas dan Kolaborasi Hulu Hingga Hilir Demi Zero Stunting
Jajaran Forkopimda Kota Malang, dalam agenda sinergitas dan penguatan tim percepatan penurunan angka stunting. (ws5)

Malang, SERU.co.id – Dalam menyongsong Program Nasional 2045 zero stunting, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang menggelar kegiatan penguatan tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Kegiatan tersebut digelar di ruang pertemuan Bromo, Hotel Aria Gajayana, Jalan Kawi No 24, Kamis (19/5/2022) pagi.

Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan, berbicara penurunan angka stunting, khususnya di Kota Malang sendiri bukan hanya tanggung jawab satu sektor saja. Menurutnya, perlu keterlibatan dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam menekan angka stunting tersebut.

Bacaan Lainnya

“Semuanya memiliki peran dan fungsi masing-masing. Urusan stunting bukan urusan satu sektor, ini adalah urusan kita bersama,” seru Sutiaji dalam sambutannya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, ia menyebutkan, secara riil angka stunting sendiri berada di angka 9,9 persen. Angka tersebut menurutnya, apabila dipertimbangkan berdasar sebab-akibat dengan angka kemiskinan di Kota Malang, seharusnya bisa lebih ditekan lagi.

“Angka kemiskinan kita di angka empat koma persen, namun kenapa angka stunting masih hampir 10 persen, nah ini marupakan PR (Pekerjaan Rumah, red) kita semua,” sambungnya.

Menurutnya, hal tersebut disinyalir karena tingkat kesadaran terhadap kebersihan dan angka pernikahan usia dini menjadi salah satu penyebabnya. Sehingga edukasi-edukasi kepada masyarakat melalui TPPS tersebut, diharapkan dapat menekan angka stunting di Kota Malang.

“Banyak nikah (usia dini) ada juga yang kebobolan sehingga anaknya tidak diperhatikan. Untuk nikah usia dini ini, perlu adanya edukasi, prosesnya panjang, seperti mengontrol dan imunisasi, macam-macam,” beber Sutiaji.

Kedepannya ia berharap, agar stunting di Kota Malang sendiri dapat ditekan lagi. Tentunya dengan mengintervensi melalui sektor edukasinya.

“Kita kuatkan kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan ini, angka kemiskinan naik stunting turun berati kesadaran kesehatan akan lebih tinggi, insyaallah stunting kita semakin rendah,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang sekaligus Ketua TPPS Kota Malang, Ir Sofyan Edi Jarwoko mengungkapkan dalam kegiatan hari ini sebagai langkah awal. Tujuannya adalah untuk mensinergikan kelompok-kelompok yang akan ditugaskan untuk menurunkan angka stunting tersebut.

“Ini kita hadirkan dan undang dari seluruh pengarah, Wali Kota, Forkopimda dan Kadinas lengkap, hadir juga dari BKKBN Provinsi. Tadi kita urai tugas dan sampaikan struktur organisasinya, jika tahun ini secara nasional kita harus memenuhi target di bawah angka 14,5 persen,” kata pria yang akrab disapa Bung edi tersebut.

Kepada SERU.co.id, dia menyebutkan, dari seluruh struktural yang ada di TPPS sudah akan memulai tugasnya. Baik secara pengarahan langsung dan pembagian tugas di setiap wilayah masing-masing.

“Ini langsung gerak, tim audit stunting sudah bergerak, tim pendamping keluarga juga bergerak di wilayah-wilayah kelurahan RT/RW,” tutupnya.

Senada, Dandim 0833/Kota Malang, Letkol Kav Heru Wibowo Sofa, SH, MHan berharap, seluruh elemen masyarakat dapat saling bersinergi untuk mengatasi permasalahan stunting.

“Masalah stunting ini sangat penting untuk bisa segera ditangani. Karena akan menentukan kualitas dan masa depan generasi muda Indonesia,” pungkasnya. (ws5/ono)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *