Malang, SERU.co.id – Meski Dinas Perhubungan Kota Malang telah memasang kebutuhan rambu lalu lintas di Jembatan Kedungkandang. Sayangnya, sepekan beroperasi rekayasa lalu lintas di wilayah tersebut masih dirasa belum maksimal oleh pengguna jembatan.
Pada jam tertentu, arus lalu lintas di Jembatan Kedungkandang padat merayap. Mengingat jembatan ini merupakan akses penghubung perbatasan wilayah antara Kota Malang dan Kabupaten Malang.
“Dalam minggu ini akan kita evaluasi melalui Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Malang. Karena setiap keputusan apapun terkait rekayasa dan pengaturan lalu lintas merupakan keputusan bersama. Bukan keputusan Dishub sendiri, harus melalui forum,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan, Dr Handi Priyanto AP MSi, kepada SERU.co.id.
Disebutkannya, pihaknya telah mengatur arus lintas dari selatan (Mayjen Sungkono) lewat bawah menuju arah Jalan Muharto. Agar mengurangi crossing di atas jembatan dari Jalan Ki Gribig ke Jalan Mayjen Sungkono maupun dari Muharto ke Mayjen Sungkono.
“Kalau kemarin padat saat libur nataru itu wajar. Terpantau plat nopol luar kota banyak melewati jalan itu. Selain itu, banyak warga yang ingin melewati jembatan baru,” seru Handi, sapaan akrabnya.
Terkait penggunaan traffic light atau Area Traffic Control System (ACTS), Handi mengungkapkan, akan mengajukan di beberapa titik untuk mengurai kemacetan. Namun Dishub juga memprioritaskan ATCS Jembatan Kedungkandang.
“Kami mengajukan lima titik ATCS, pertama adaptif, simpang Gadang, flyover Kota Lama, pertigaan Pasar Besar (klenteng), dan Rampal. Masih kami flashing dengan server, minggu ini akan kita aktifkan,” ungkap Handi.
Selain itu, ada beberapa titik lagi tambahan ATCS yang bakal digarap menggunakan APBD tahun ini. Yaitu Jalan Danau Toba, Jalan Gribig, Sawojajar (utara yang dekat pom), dan Simpang Sulfat. (ws1/rhd)