Prihatin Kasus PMK, Relawan “EE” Bagikan Obat Alternatif Eco Enzym

Peternak sapi yang memberikan Eco Enzym untuk ternaknya yang terkena PMK. (dik) - Relawan "EE" Bagikan Obat Alternatif Eco Enzym Prihatin Kasus PMK - Relawan "EE" Bagikan Obat Alternatif Eco Enzym - Prihatin Kasus PMK - Prihatin Kasus PMK, Relawan "EE" Bagikan Obat Alternatif Eco Enzym
Peternak sapi yang memberikan Eco Enzym untuk ternaknya yang terkena PMK. (dik)

Batu, SERU.co.id – Para relawan eco enzym (EE) Kota Batu turut prihatin dengan wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang melanda berbagai tempat. Sebagai upaya pengobatan alternatif bagi ternak yang terinfeksi PMK, para relawan berupaya untuk membagikan cairan EE kepada peternak. Ini sebagai sebuah upaya agar peternak tidak terus merugi akibat ternaknya yang tumbang akibat penyakit ini.

Koordinator relawan EE Kota Batu, Gung Endah mengatakan, EE baru saja dipanen sebanyak tujuh ton. Cairan EE diyakini mampu dimanfaatkan untuk mengobati luka-luka pada hewan. Cairan tersebut, saat ini benar-benar dibutuhkan oleh para peternak.

Bacaan Lainnya

“Sedang ada wabah bagi hewan, maka kami coba-coba untuk menyemprotkan cairan ini kepada luka-luka sapi. Juga meminumkan dengan perbandingan yang sudah dianjurkan,” seru Gung Endah.

Gung Endah menjelaskan, setelah percobaan tersebut, ternyata sapi-sapi para peternak yang tadinya lemas dan tidak memiliki nafsu makan, berangsur kembali sehat dan mau makan kembali. Cara ini sudah diteliti dan dikembangkan oleh Dr Rosukon Poompanvong yang meneliti selama 30 tahun. Karena memiliki hasil positif, para relawan pun berinisiatif untuk membagikan resep dan obatnya.

“Ini tidak diperjual belikan, melainkan didistribusikan melalui koordinator desa (Kordes). Kordes ini yang mobile ke peternak sekaligus melakukan pendataan kebutuhan,” ungkapnya.

Sementara itu salah satu peternak yang menerima bantuan EE, Kusworo mengaku, sapinya sudah sakit selama satu minggu. Sebelum diberi obat alternatif EE, sapinya nampak kaku dan di daerah hidung sapi terlihat sangat kotor. Setelah rutin disemprot dengan EE selama seminggu, sudah menulai menampakkan hasil.

“Luka yang awalnya mengeras berwarna kehitam-hitaman saat disemprot dengan EE rontok sendiri dan mengering. Sapinya juga sudah mau makan rumput,” pungkasnya. (dik/mzm)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *