PIM Berkibar 2019 Bentangkan Merah Putih Sepanjang 74 Meter

cropped IMG 9850 1 1
cropped IMG 9850 1 1

Kota Malang, SERU

Mengulang kesuksesan PIM Berkibar 2018, SMK, Akafarma dan Akfar Putra Indonesia Malang (PIM) kembali menggelar PIM Berkibar 2019 dalam memperingati HUT ke-74 Republik Indonesia, di sepanjang jalan Barito, Kota Malang, Sabtu (17/8/2019). Kali ini mengangkat tema Nasionalisme.

Bacaan Lainnya
IMG 9827 1
Pertunjukan tari Asmaradana. (rhd)

“PIM Berkibar ini sudah kali ketiga digelar sejak HUT ke-72 RI. Tahun sebelumnya kami mengusung tema Asian Games, dengan menampilkan beberapa cabang olahraga. Tahun ini kami mengusung tema Nasionalisme dengan pertunjukan drama kolosal perjuangan Indonesia, pembentangan bendera merah putih sepanjang 74 meter, serta pelepasan 740 ekor burung gereja,” jelas Ketua Panitia, Deborah Irawati SPsi, kepada SERU.co.id

Makna pelepasan burung menggambarkan arti kemerdekaan. Selain itu, dengan melepas burung dapat turut membantu keseimbangan alam sebagai pemakan hama.

IMG 9887 1
Pelepasan burung gereja ke alam bebas. (rhd)

Deborah menambahkan, pertunjukan ini melibatkan 165 peserta didik dan mahasiswa dari SMK Putra Indonesia Malang (PIM),  Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang (Akafarma PIM) dan Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang (Akfar PIM). Terbagi 80 siswa pengibar bendera 74 meter, 74 pemain teater, dan 11 penari Asmaradana. 

Persiapan dimulai awal Agustus 2019. Ide cerita merupakan kolaborasi dari lintas guru pelatih beberapa ekstrakurikuler, seperti tari, paduan suara, teatrikal, dan lainnya. “”Sengaja kami mengimplementasikan tema dari pemerintah dalam peringatan HUT ke-74 RI, yaitu SDM Unggul Indonesia Maju,” terang Deborah.

IMG 9877 1
Aksi teatrikal. (rhd)

Tak hanya pertunjukan PIM Berkibar 2019, PIM juga menggelar beberapa lomba dan kegiatan lain dalam memperingati HUT ke-74 RI. Diantaranya estafet sarung, estafet bola pingpong, pecahkan balon, kardus terbang, jalan sehat bertema, dan lainnya. “Untul jalan sehat bertema, ada yang mengenakan kostum pejuang, aparat TNI-Polri, penjajah, rakyat jelata, tim medis, dan lainnya,” tambah Konselor atau guru BK ini. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *