Pengusaha Wisata Terancam Gagal Panen

WISATA : Ilsutrasi obyek wisata di Kota Batu diperkirakan sepi pengunjung pada akhir tahun ini. (memo x/ dok) - Pengusaha Wisata Terancam Gagal Panen
WISATA : Ilsutrasi obyek wisata di Kota Batu diperkirakan sepi pengunjung pada akhir tahun ini. (memo x/ dok)
Kisah Sedih Akhir Tahun di Kota Wisata Batu

Batu, SERU.co.id – Bagi pengusaha wisata ada beberapa momentum untuk panen. Salah satunya pada saat akhir tahun menjelang pergantian tahun hingga tanggal merah atau hari libur pada saat awal tahun. Namun, kondisi pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun 2020 merupakan masa sulit bagi berbagai kalangan usaha, mulai usaha kecil maupun menengah. Meskipun masih ada beberapa jenis usaha yang diuntungkan oleh pandemi Covid-19 ini.

Bacaan Lainnya

Khusus untuk usaha wisata, terbilang juga mendapati masa yang kurang menguntungkan. Setidaknya, bagi usaha wisata ada dua momentum yang sempat terpuruk, yaitu pada saat lebaran dan akhir tahun 2020.

“Memang tahun 2020 ini tantangan yang amat berat bagi usaha wisata. Saya sebagai usaha wisata bidang jasa sangat merasakan dampaknya. Petik apel mengalami kerugian cukup besar,” kata Rio Hendra, pelaku usaha jasa wisata petik apel di Desa Punten Kecamatan Bumiaji, kemarin.

Untuk akhir tahun ini, lanjut dia, hanya bisa berharap ada kebijakan tidak melakukan pembatasan yang sampai merugikan. Tetapi itu juga beresiko terkait penyebaran penyakit corona ini.

“Tidak tahulah, saya sendiri masih bingung hadapi masalah ini. Saya hanya bisa berharap saja pandemi ini segera berakhir,” kata Rio mengakhiri pembicaraan. 

Masa sulit juga dihadapi pengusaha persewaan home stay di Kota Wisata Batu. Dimana, akhir tahun yang biasanya waktunya panen mendapat keuntungan usaha, kini peluangnya untuk untung sangat tipis.

Hal itu diakui pemilik rumah sewa atau home stay di kawasan Desa Oro oro Ombo Kota Batu, Maman AS. Menurutnya, ini sebuah tantangan bagi pengusaha wisata semua lini.

“Yang mengalami kondisi ini tidak hanya saya, mungkin semua pengusaha wisata. Sekali lagi hanya bisa berharap saja agar badai ini segera berlalu,” tukasnya.

Ia menjelaskan, di tahun lalu seminggu atau sebulan sebelum masa pergantian tahun sudah banyak yang order atau pesan rumah sewa. Bahkan harganya juga sudah ditentukan lebih tinggi daripada hari-hari biasa. Inilah yang disebut panennya pengusaha rumah sewa.

Tetapi pada tahun ini sungguh berbeda dengan tahun lalu. Saat ini, belum ada yang yang order walaupun malam pergantian tahun tinggal hitungan hari saja. Bahkan, pengusaha juga masih belum berani menaikkan terlalu tinggi.

“Jadi, kita hanya berharap ada keajaiban pada tahun ini. Paling tidak harapan bisa panen bisa terjadi meskipun untungnya tidak seperti tahun sebelumnya,” tandasnya.

Sebagaimana kita ketahui, akibat masa pandemi covid 19 ini aturan pemerintah bagi pendatang yang berasal dari luar kota lebih diperketat. Misalnya pendatang harus menunjukkan hasil rapid tes antigen dengan hasil non reaktif. Ataupun test swab dengan hasil negatif.

Nah, aturan itu setidaknya akan mengurangi tingkat okupansi rumah sewa ataupun hotel. Lagi-lagi aturan itu diberlakukan bukan karena menghambat tetapi untuk menghambat bertambahnya atau penyebaran wabah corona.

Diketahui, pada malam tahun baru ini, Pemerintah Kota Batu memberlakukan beberapa kebijakan, seperti penutupan Alun-alun hingga penerapan lalu lintas serta memusatkan kegiatan warga di sepanjang jalan Panglima Sudirman Batu.

Sementara itu, Hotel-hotel di Kota Batu siap untuk menyambut wisatawan yang akan liburan akhir tahun. Di tengah pandemik COVID-19, mereka akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu memastikan akan terus memantau pelaksanaan protokol seluruh penginapan.

Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi menjelaskan, secara umum pengelola hotel hingga wisata di kota apel sudah siap menyambut libur akhir tahun. Penerapan protokol pencegahan COVID-19 selama ini juga sudah dilakukan dengan baik. Hanya saja untuk menyambut libur panjang akhir tahun ini, PHRI meminta kepada hotel, restoran serta pengelola wisata untuk lebih ketat lagi dalam menerapkan protokol COVID-19.

“Sebenarnya sejak bulan Juli, saat hotel kembali beroperasi, semuanya sudah menerapkan protokol COVID-19. Untuk menyambut libur akhir tahun ini kami minta untuk lebih diperketat lagi penerapan protokol COVID-19 bagi tamu yang datang,” terangnya. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *