Menuju Perumda, Walikota Malang Tanamkan Budaya Kerja Pada Karyawan PDAM

cropped IMG 0329
cropped IMG 0329

Kota Malang, SERU

Menuju Perusahaan Umum Daerah (Perumda), sekitar 370 pegawai PDAM Kota Malang dituntut meningkatkan budaya kerja agar mampu berinovasi dalam memenuhi pencapaian target kerja. Upaya ini sekaligus perbaikan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai konsumen produk air PDAM Kota Malang.

Bacaan Lainnya

“PDAM sudah mau jadi Perumda, tentu harus ada perbaikan dan peningkatan kinerja. Sebab baik buruknya layanan kepada publik itu mencerminkan baik buruknya SDM yang ada,” terang Walikota Malang Sutiaji, saat memotivasi karyawan PDAM Kota Malang dalam “Gathering Session With Mayor City of Malang”, di Ruang Akasia Savana Hotel, Kota Malang, Selasa (27/8/2019).

IMG 20190827 195941 1
Kebersamaan sebagai tim, ditanamkan dalam budaya kerja. (rhd)

Pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini mengakui masih banyak instansi pemerintah yang dinilai lemah dalam membangun budaya kerja. Budaya kerja yang dimaksud adalah pembangunan kualitas pekerja yang loyal, inovatif, efektif dan berkontribusi secara aktif. Padahal poin ini menjadi penilaian umum Kementerian PAN-RB terhadap kinerja dan evaluasi instansi-instansi di daerah-daerah.

“Budaya kerja ini yang seringkali dilupakan. Budaya kerja ini sangat penting untuk diberikan pimpinan agar dibangun dengan baik. Sehingga siapapun yang bekerja, bisa nyaman, senang dan bekerjasama dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dan maksimal,” terang politisi Demokrat ini.

Senada, Direktur Utama PDAM Kota Malang, M Nur Muhlas, mengatakan beberapa upaya yang dilakukan adalah pembinaan SDM dengan mengubah pola pikir dan pola kerja yang menyenangkan. Salah satunya, mengundang Walikota Malang untuk memberikan motivasi dan suntikan semangat langsung dari pimpinan nomor satu di Kota Malang. Sehingga paradigma selama ini bisa berubah ke arah yang lebih baik.

IMG 0337
Walikota Malang, didampingi jajaran direktur dan manajemen PDAM Kota Malang. (rhd)

“Tidak ada lagi sistem kerja di PDAM Kota Malang yang memberikan tekanan. Saya mau merubah paradigma itu. Kita bekerja harus dengan senang. Tidak ada istilahnya dimarahi, yang ada dinasehati. Tidak ada yang namanya dihukum, yang ada adalah dibina,” terang Muhlas.

Hal ini dilakukan bukan karena kurangnya kekompakan pegawai, maupun suasana kerja sebelumnya kurang harmonis. Namun, hal ini dilakukan demi hasil dan inovasi yang lebih baik dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat luas. Selain itu, PDAM Kota Malang memiliki banyak target yang harus dicapai melalui kerjasama tim, bukan lagi dengan manajemen konflik. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *