Malang, SERU.co.id – Kolaborasi antara Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dengan Fakultas Teknik (FT) Universitasi Brawijaya (UB) Malang, berhasil menghantarakan kelima mahasiswanya menciptakan inovasi baru. Inovasi tersebut adalah alat deteksi dini kanker rongga mulut dengan metode fluorescence visualization terintegrasi IOT dilengkapi sterilisator ozone plasma bernama Telesphorus.
Ketua Tim, Imelia Arifatus Sani menyampaikan, ide tersebut mulanya muncul dari keperhatian timnya terhadap kasus kanker rongga mulut di Indonesia. Seperti diketahui, kasus tersebut dari tahun 2015 hingga 2020 tercapat sebanyak 14.197 kasus.
“Bahkan, dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merenggut 3.087 nyawa di Indonesia di tahun tersebut,” seru mahasiswa FKG UB tersebut.
- Angka Kematian Karena DBD di Kabupaten Malang Meningkat
- 700 Dewasa Hingga Anak-anak Indonesia Terpapar Flu Singapura, Kenali Cirinya!
- Pemkab Bojonegoro Ajak Warga Lebih Paham Cara Penanganan TBC
Imelia berhasil mencipatkan alat tersebut dengan empat teman lainnya, yaitu Oliresianela (FKG), Jeremy Kartika Soeryono (FKG), I Made Ananta Wiragunawan (FT), dan Mochammad Rofi Sanjaya (FT). Selama melakukan pengembangan, kelima mahasiswa tersebut berada di bawah bimbingan Dosen Teknobiomedik FK UB, dr Thareq Barasabha MT.
Selama melakukan pengembangan, tim tersebut berhasil memperoleh pendanaan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022 bidang Karsa Cipta. Yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Pendidikan Kebudayaan.
Lebih lanjut, salah satu anggota tim, Oliresianela mengatakan, keterlambatan penganangan kanker rongga mulut disebabkan pada stadium awal. Sehingga gejala kanker tidak terlihat dan cenderung diabaikan.
“Padahal, screening kanker rongga mulut sejak dini dapat menurunkan angka mortalitas hingga 80-90 persen,” ujar Oliresianela.